Menko Polhukam Wiranto berbincang dengan Menhan Ryamizard Ryacudu -- ANT/Widodo S. Jusuf
Menko Polhukam Wiranto berbincang dengan Menhan Ryamizard Ryacudu -- ANT/Widodo S. Jusuf

Menhan Sebut tak Seorang pun Boleh Jadi Korban Abu Sayyaf

Ilham wibowo • 10 Oktober 2016 12:59
medcom.id, Jakarta: Pemerintah terus mengupayakan pembebasan warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Diusahakan, tak ada korban jiwa dalam upaya pembebasan.
 
"Tidak boleh itu (sandera) ada yang mati. Harus ada kehadiran negara di sana. Satu potong manusia tidak boleh, apa lagi dua orang," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/10/2016).
 
Meski begitu, Ryamizard belum mengetahui kondisi Robin Peter dan M. Nasir, dua WNI yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf. "Sebagus-bagusnya di tempat orang ya begitulah, kalau malam pasti digigit nyamuk," ucapnya.

Perompakan terhadap kapal TB Charles terjadi pada 20 Juni 2016. Dari 13 anak buah kapal (ABK), tujuh ABK diculik dan disandera oleh dua faksi Abu Sayyaf.
 
Dua ABK dibebaskan pertengahan bulan lalu. Tiga sandera kembali dilepas pada 2 Oktober 2016, yaitu Edi Suryono, Ferry Arifin, dan Muhamad Mabrur Dahri.
 
(Baca: 3 WNI eks-Sandera Abu Sayyaf Diserahkan kepada Keluarga)
 
Sementara Robin Peter dan M. Nasir masih disandera. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, upaya pembebasan terus dilakukan Kementrian Luar Negeri, Kementrian Pertahanan, serta TNI di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
 
"Proses yang dilakukan Pemerintah selalu mengedepankan keselamatan sandera. Karena itu, dimohon dukungan semua pihak, khususnya keluarga," ucap Menlu Retno dalam keterangan tertulis yang diterima Metrotvnews.com, Sabtu (8/10/2016).
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan