Pernyataan menyerang yang muncul di media nasional Korut ini berpotensi menggagalkan negosiasi antara Washington dengan Pyongyang sebagai kelanjutan dari pertemuan Trump dengan Kim Jong-un pada Juni lalu.
Dalam pertemuan Trump dan Kim di Singapura, keduanya menyepakati denuklirisasi tanpa memaparkan detail-detailnya. Hingga kini belum ada perkembangan berarti mengenai kesepakatan tersebut.
Di tengah ketidakjelasan ini, AS memilih mempertahankan sanksi ekonomi kepada Korut. Washington menyebut sanksi akan terus dijatuhkan hingga Pyongyang melakukan denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea.
"AS sedang menjalankan permainan ganda," demikian salah satu penggalan kalimat dari kantor berita KCNA, Selasa 16 Oktober 2018.
"Negosiasi tidak akan bergerak maju satu inci pun jika masih ada rintangan bernama sanksi," lanjutnya.
Sementara itu, Presiden Korsel Moon Jae-in sedang melakukan tur ke Eropa. Ia meminta komunitas global, termasuk yang ada di Benua Biru, untuk meyakinkan Kim Jong-un mengenai denuklirisasi.
"Kita perlu meyakinkan Kim Jong-un bahwa dia telah membuat keputusan tepat mengenai denuklirisasi, dan kita juga perlu mendukung keinginannya untuk mencapai perdamaian solid dan berkesinambungan," ungkap Moon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News