Kamel Darwish adalah ayah tiga anak yang ditembak mati pelaku aksi teror di Masjid Al Noor di Christchurch pada 15 Maret. Pria 38 tahun itu dikebumikan pada Jumat 22 Maret.
Menurut laporan media New Zealand Herald, seorang pejabat dari Kedutaan Besar Yordania di Sydney mengonfirmasi bahwa ibunda Kamel, yakni Saud Abdelfattah Mhaisen Adwan, telah meninggal dunia akibat serangan jantung.
Namun sejumlah orang yang juga menghadiri pemakaman Kamel menyebut Saud meninggal akibat "kesedihan mendalam." Yaser Mohammad, salah satu sahabat keluarga Kamel, mengaku telah bertemu Saud di prosesi pemakaman.
"Beliau meninggal dunia karena mungkin tidak dapat menahan kesedihan mendalam akibat kehilangan anaknya," kata Yaser, seperti disitir dari laman Metro.co.uk, Senin 25 Maret 2019.
"Pihak keluarga berencana membawa jenazahnya kembali ke Yordania," sambung dia.
Seorang peternak, Kamel pindah dari Yordania ke Selandia Baru sejak 2007. Dia sempat meyakinkan saudaranya untuk ikut pindah ke Selandia Baru, sebuah negara yang diyakini sebagai tempat ideal untuk membesarkan keluarga.
Dari artikel di situs berita Stuff, disebutkan bahwa Saud memang sudah memiliki masalah jantung. Wanita berusia 65 tahun itu kemudian ditemukan meninggal dunia di tempat tidur.
Adman, keponakan Kamel, meyakini kematian dua orang tercintanya diakibatkan ulah pelaku penembakan. "Dia (Saud) tidak kunjung bangun. Kami merasa penyebab utama kematiannya adalah kesedihan," sebut Adman.
Baca: Sekjen PBB Sebut Masjid Seharusnya Jadi Tempat Aman
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News