Warga etnis Uighur saat berdoa di wilayah sebuah masjid di Hotan, Xinjiang. (Foto: AFP).
Warga etnis Uighur saat berdoa di wilayah sebuah masjid di Hotan, Xinjiang. (Foto: AFP).

Tiongkok Sebut Beri Hak Kebebasan Beragama kepada Warga

Sonya Michaella • 20 Desember 2018 12:00
Jakarta: Pemerintah Tiongkok menegaskan bahwa mereka memberikan hak kebebasan beragama terhadap semua warga negaranya, termasuk warga Uighur.
 
Hal ini terkait dengan tudingan adanya penahanan jutaan kaum Uighur di kamp-kamp konsentrasi di Xinjiang. Mereka diduga diberi pendidikan terkait Partai Komunis.

Baca juga: Kedubes Tiongkok di Jakarta Jelaskan Soal Penahanan Uighur.

Namun, Tiongkok lewat kedutaan besarnya di Jakarta menegaskan tidak ada penahanan kepada kaum Uighur melainkan pendidikan melawan ekstremisme dan terorisme.
 
“Pemerintah Tiongkok, berdasarkan peraturan dan perundang-undangan, memberikan perlindungan kepada setiap warga negaranya, termasuk Muslim suku Uighur di Xinjiang untuk menjalankan kebebasan beragama dan kepercayaan,” sebut pernyataan Kedubes Tiongkok di Jakarta, Kamis 20 Desember 2018.

Pasalnya, akibat pengaruh ekstremisme keagamaan internasional, ekstremisme keagamaan telah tumbuh dan menyebar luas di Xinjiang dalam beberapa tahun terakhir ini. Oknum ekstremis dan teroris telah merancang dan melakukan tindakan kekerasan dan teror sebanyak ribuan kali di Tiongkok.
 
Tercatat, ada kerusuhan pada 5 Juli 2009 di Urumqi yang mengakibatkan 197 korban jiwa dan lebih dari 1.700  orang terluka, lalu ada serangan teror di stasiun kereta api Kunming pada tanggal 1 Maret 2014 yang mengakibatkan 31 orang tewas dan 141 orang terluka. 
 
Saat ini, ada 10 suku yang tinggal di Xinjiang termasuk Uighur yang menganut agama Islam. Penduduk di Xinjiang sendiri berjumlah 14 juta orang. 
 
“Ada 24,4 ribu masjid di wilayah Xinjiang, atau sekitar 70 persen dari jumlah total masjid di seluruh Tiongkok, jumlah masjid per kapita berada di jajaran terdepan di dunia,” lanjut pernyataan tersebut.
 
Di Xinjiang, kini ada 103 ormas agama Islam, mengambil porsi 92 persen dari seluruh ormas agama di Xinjiang. Didirikan pula beberapa pesantren dan madrasah di wilayah itu.

Baca juga: Indonesia Sampaikan Sikap Terkait Uighur ke Dubes Tiongkok.

Selain itu, setiap tahunya, pemerintah lokal menyelenggarakan ribuan Muslim menunaikan ibadah haji ke Mekkah dengan menggunakan charter flight dan menyediakan staf dokter, tukang masak, pemandu, penerjemah dan sebagainya untuk memberikan layanan sepanjang perjalanan. Kitab Suci Al Quran dan serangkaian koleksi dari Al-Sahih Muhammad Ibn-Ismail al-Bukhari telah diterjemahkan dan dipublikasikan dalam bahasa Mandarin, Uighur, Kazak, Kirgiz dan bahasa lainnya di Tiongkok.
 
“Hingga saat ini, tindakan antiteroris komprehensif di Xinjiang telah mendapat hasil nyata. Selama 21 bulan ini, tak pernah terjadi serangan teroris dan kekerasan di Xinjiang, jumlah perkara tindak pidana dan gangguan keamanan umum menurun secara drastis,” klaim pihak kedubes.
 
Selain itu menurut mereka kondisi keamanan umum di Xinjiang membaik signifikan, penyebaran ekstremisme keagamaan terkendali efektif. Stabilitas sosial mempercepat pembangunan ekonomi. Pertumbuhan PDB Xinjiang pada 2017 mencapai 7.6 persen. Pada Januari sampai September tahun ini, Xinjiang mendatangkan wisatawan lokal maupun mancanegara sebanyak 132 juta orang, bertumbuh 40 persen dibandingkan waktu sama tahun yang lalu.
 
Lebih lanjut pihak kedubes mengatakan bahwa sekarang Xinjiang semakin indah dan aman. “Penduduk setempat tak perlu takut-menakut lagi, bisa berjalan-jalan, belanja, makan bersama dan bertamasya dengan tenang hati. Kepercayaan beragama setiap suku di Xinjang termasuk Uighur dilindungi pemerintah dengan lebih baik,” pungkas keterangan tersebut.   
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan