Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) Wan Azizah Wan Ismail (kiri) (Foto: Mediacorp).
Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) Wan Azizah Wan Ismail (kiri) (Foto: Mediacorp).

Wan Azizah Wan Ismail, Wakil PM Perempuan Pertama Malaysia

Fajar Nugraha • 11 Mei 2018 18:53
Kuala Lumpur: Entah apa yang ada di benak Wan Azizah Wan Ismail saat ini. Kini dirinya bersekutu dengan sosok yang dahulu menjadi lawan politik suaminya.
 
Mahathir Mohamad merupakan musuh bebuyutan dari suami Wan Azizah yakni, Anwar Ibrahim. Tetapi saat ini mereka bersatu untuk perubahan di Malaysia. Hasilnya pun berbuah manis dengan Mahathir menang dalam Pemilu Malaysia 2018 dan dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia pada Kamis 10 Mei 2018.
 
(Baca: Raja Malaysia Setuju Beri Pengampunan untuk Anwar Ibrahim).
 
Ini merupakan kedua kalinya Mahathir menjabat sebagai PM Malaysia, setelah periode pertama pada 1981 hingga 2003. Selama kekuasaan yang berusia 22 tahun, Mahathir memiliki beberapa murid politik. Mulai dari Abdullah Badawi, Najib Razak hingga Anwar Ibrahim.
 
Mahathir memecat Anwar pada 1998 yang saat itu menjabat sebagai wakil perdana menteri. Setelah dipecat, Anwar dituduh melakukan korupsi dan sodomi yang berujung pada hukuman penjara. Taktik serupa dilakukan oleh Najib Razak, ketika menjabat sebagai perdana menteri.
 
Tetapi, 9 Mei 2018 menjadi sejarah di mana rakyat Malaysia tidak lagi memiliki koalisi Barisan Nasional yang sudah berkuasa selama 60 tahun di Negeri Jiran.  Mahathir yang tidak menyukai pemerintahan Najib Razak, bergabung dengan koalisi oposisi Pakatan Harapan.
 
Wan Azizah yang menjabat sebagai Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) menerima keinginan Mahathir untuk bergabung dengan Pakatan. Hasilnya, Pakatan Harapan menang dalam pemilu dan Mahathir pun dilantik sebagai perdana menteri.
 
Mahathir mendekati Wan Azizah untuk bergabung dengan oposisi setelah dia keluar dari Partai United Malays National Organisation (UMNO) di 2016. Saat itu Mahathir tidak senang kepempimpinan Najib yang dipenuhi korupsi. Akhirnya Pakatan Harapan menerima Partai Pribumi Bersamu masuk ke dalam koalisi dan berjuang bersama memenangkan pemilu.
 
Hal itu pun terkabulkan. Setelah Mahathir dilantik pada Kamis 10 Mei, pada Jumat 11 Mei tokoh berusia 92 tahun itu mengumumkan pembentukan 10 kementerian. Saat berbicara konferensi pers, Mahathir pun memastikan peran baru Wan Azizah sebagai wakil perdana menteri.
 
"Saya sudah dilantik sebagai perdana menteri dan tentunya wakil perdana menteri sudah ditunjuk. Tentu saja Dato sri Wan Azizah," ujar Mahathir, seperti dikutip dari Astro Awani, Jumat 11 Mei 2018.
 
Tidak bisa dibayangkan Wan Azizah suatu hari bisa berada di posisi yang sama seperti suaminya, sebagai wakil perdana menteri di bawah Mahathir Mohammad. Dalam sebuah keterangan sebelum pemilu, Wan Azizah memiliki pendapatnya sendiri: "Saya kira Mahathir sudah berubah saat ini. Dan kami pun bersama dia untuk melakukan reformasi dan membentuk pemerintahan yang baik".
 
Dokter yang berubah haluan
 
Wan Azizah berprofesi sebagai dokter selama 14 tahun, sebelum akhirnya berhenti ketika Anwar menjabat sebagai perdana menteri.
 
Ketika Anwar dipecat dan kemudian dipenjara, ibu enam anak ini akhirnya masuk ke arena politik. Pada 1999, bersama rekannya membentuk Partai Keadilan Rakyat (PKR) kemudian ikut pemilu dan memenangkan kursi parlemen Pematang Pauh yang ditinggalkan suaminya.

(Baca: Mahathir Umumkan 10 Nama Menteri Besok).
 
Perempuan berusia 65 tahun ini sekarang menjabat Presiden PKR dan anggota parlemen mewakili Selangor.
 
Menurut pengakuannya, karier politik ini bukanlah yang dia inginkan. Tetapi kini, Wan Azizah mencatat sejarah sebagai perempuan pertama yang memegang jabatan Wakil Perdana Menteri Malaysia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan