"17 jasad telah ditemukan lagi," ucap juru bicara pemerintah, Zaw Htay, seperti dikutip dari Strait Times, Selasa 26 September 2017.
Pemimpin Hindu, Ni Maul, yang turut bergabung dalam operasi pencarian bersama militer dan polisi, mengatakan bahwa benar jasad-jasad tersebut adalah pria Hindu berusia antara 30 sampai 50 tahun.
Jasad-jasad ini ditemukan di dua lubang kuburan berbeda. Mereka menduga, total ada 100 jasad di kuburan massal di Rakhine tersebut.
"Kami masih mencari bersama dengan tentara dan polisi, karena kami percaya masih ada lagi jasad yang dikubur massal di sini," tutur Ni Maul.
Sementara itu, pemerintah pusat menuduh grup militan Arakan Rohingya Salvation Army atau ARSA sebagai dalang di balik pembunuhan. Tetapi, ARSA membantah telah membunuh warga sipil, baik itu pemeluk agama Hindu atau lainnya.
Juru Bicara ARSA balik menuduh bahwa kelompok nasionalis Buddha di Myanmar mencoba memecah-belah kerukunan beragama. ARSA menegaskan bahwa kelompok membunuh warga sipil adalah sebuah kebohongan.
Pemerintah Myanmar menuturkan bahwa lebih dari 400 orang tewas dalam bentrokan yang terjadi antara ARSA dengan militer di Rakhine. Myanmar menolak menyebut operasi militer di Rakhine sebagai 'pembersihan etnis,' seperti yang dituduh sejumlah pihak. Myanmar menegaskan operasi di Rakhine semata untuk memburu ARSA.
Myanmar menuding ARSA sebagai dalang di balik eksodus 430 ribu warga Rakhine ke Bangladesh.
Bangladesh dan organisasi kemanusiaan internasional berjuang membantu para pengungsi asal Rakhine yang sebagian besar adalah etnis Muslim Rohingya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News