medcom.id, Jakarta: Menteri Luar Negeri Angola Georges Rebelo Chicoti menegaskan dukungannya kepada Indonesia untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
Dukungan Menlu Chicoti disampaikan saat diterima oleh Menteri Luar Negeri RI Retno L.P Marsudi di Gedung Pancasila, Kemenlu RI. Berbagai isu dibahas dalam pertemuan bilateral kedua menlu tersebut.
"Indonesia sangat mengapresiasi dan menyambut baik dukungan Angola bagi keanggotaan Indonesia di dalam Dewan Keamanan PBB, untuk periode 2019-2020," ujar Menlu Retno Marsudi, di Kantor Kemenlu RI, di Jakarta, Selasa 11 April 2017.
Dewan Keamanan PBB memang ada dua jenis anggota, tetap dan tidak tetap. Anggota tetap terdiri dari Amerika Serikat, Britania Raya, Tiongkok, Perancis, dan Rusia yang jadi kekuatan utama Blok Sekutu dalam perang dunia II.
Sementara, anggota tidak tetap digilir dengan sistem voting. Indonesia sudah tiga kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Kemanan PBB, yaitu pada 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008.
Pencalonan Indonesia sendiri resmi diumumkan pada September 2016 lalu. Adapun saingan Indonesia dalam pencalonan keanggotaan dewan tidak tetap ini adalah Maladewa untuk alokasi kelompok Asia Pasifik.
Dukungan dan pembukaan kedutaan
Dukungan dari Angola tidak bisa dianggap remeh. Mengingat satu dukungan dari negara bisa membuat perubahan. Rencana pembukaan Kedutaan Angola di Jakarta bisa memperkuat dukungan itu.
Menlu Chicoti menyebutkan kedua negara memiliki pandangan yang sama dalam beberapa pandangan internasional. Khususnya dalam keanggotaan Dewan Keamanan PBB.
"Kami sangat terhormat untuk mendukung Indonesia bergabung Dewan Keamanan PBB 2019-2020. Kami akan meresmikan dukungan itu dalam bentuk tertulis beberapa hari ke depan," tegas Menlu Chicoti.
Mengenai pembentukan Kedutaan, Menlu Chicoti menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara yang prioritas untuk Angola membuka perwakilannya. Selama ini, urusan Angola di Indonesia masih dipusatkan di Singapura.
Direktur Jenderal Kerja sama Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu RI Desra Percaya membenarkan dukungan kuat dari Angola untuk Indonesia ini.
"Jadi tadi disampaikan (Menlu Chicoti) secara lisan dan akan disampaikan secarea tertulis begitu yang bersangkutan sampai kembali di Luanda (Ibu Kota Angola)," tutur Desra, kepada Metrotvnews.com, Selasa 11 April.
Dukungan ini dinilai tidak berpengaruh terkait status Angola yang sebagai anggota Uni Afrika.
"Uni Afrika memang biasanya satu suara kalau ada pencalonan dari salah satu anggotannya. Tapi kalau menyikapi pencalonan negara lain, kebiasaannya adalah diserahkan ke masing-masing anggotanya," imbuh mantan Wakil Tetap RI di PBB itu.
Sejak resmi mencalonkan diri sebagai anggota tidak tetap DK PBB September lalu, Indonesia terus melakukan kampanye melalui Kementerian Luar Negeri RI. Setiap dukungan sangat berharga bagi keanggotaan Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News