medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla akan hadir dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang. Salah satu agenda yang dibawa adalah membuat Indonesia kembali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
"Launching kampanyenya, Indonesia untuk jadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB," kata Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohammad Oemar di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016).
Menurut Oemar, dalam Dewan Keamanan PBB memang ada dua jenis anggota, tetap dan tidak tetap. Anggota tetap terdiri dari Amerika Serikat, Britania Raya, Tiongkok, Perancis, dan Rusia yang jadi kekuatan utama Blok Sekutu dalam perang dunia II.
Sementara, anggota tidak tetap digilir dengan sistem voting. Indonesia sudah tiga kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Kemanan PBB, yaitu pada 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008.
"Kita sekarang mau nyalon lagi untuk 2019-2020," jelas Oemar.
Oemar menambah, Dewan Keamanan adalah lembaga yang paling menentukan di PBB. Dengan menjadi anggotanya, Indonesia bisa bicara langsung dengan anggota permanen untuk kepentingan keamanan dan perdamaian global.
Indonesia, kata Oemar, sudah sejak tiga tahun mencari dukungan dari negara sahabat untuk jadi anggota tak tetap DK PBB. "Mudah-mudahan sih bagus, karena ada beberapa negara ASEAN juga ingin jadi anggota tidak tetap," jelasnya.
medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla akan hadir dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang. Salah satu agenda yang dibawa adalah membuat Indonesia kembali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
"
Launching kampanyenya, Indonesia untuk jadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB," kata Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohammad Oemar di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016).
Menurut Oemar, dalam Dewan Keamanan PBB memang ada dua jenis anggota, tetap dan tidak tetap. Anggota tetap terdiri dari Amerika Serikat, Britania Raya, Tiongkok, Perancis, dan Rusia yang jadi kekuatan utama Blok Sekutu dalam perang dunia II.
Sementara, anggota tidak tetap digilir dengan sistem voting. Indonesia sudah tiga kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Kemanan PBB, yaitu pada 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008.
"Kita sekarang mau nyalon lagi untuk 2019-2020," jelas Oemar.
Oemar menambah, Dewan Keamanan adalah lembaga yang paling menentukan di PBB. Dengan menjadi anggotanya, Indonesia bisa bicara langsung dengan anggota permanen untuk kepentingan keamanan dan perdamaian global.
Indonesia, kata Oemar, sudah sejak tiga tahun mencari dukungan dari negara sahabat untuk jadi anggota tak tetap DK PBB. "Mudah-mudahan sih bagus, karena ada beberapa negara ASEAN juga ingin jadi anggota tidak tetap," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(NIN)