medcom.id, Nusa Dua: Bali Democracy Forum (BDF) IX resmi ditutup. Sejak pertama kali diadakan pada 2008, tingkat keikutsertaan tahun ini mencetak rekor tertinggi.
Dari hanya 36, kini 95 negara dan enam organisasi internasional telah mengirim perwakilannya. BDF IX mengusung tema 'Religion, Democracy and Pluralism'.
"General debate dan panel diskusi dipenuhi gagasan dan pengalaman menarik dari banyak negara terkait tema," ujar Wakil Menteri Luar Negeri A.M Fachir usai resmi menutup BDF IX di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Kamis (9/12/2016).
"Semua meyakini bahwa semua pihak memiliki kontribusi untuk memajukan demokrasi, untuk menampilkan toleransi dan menghargai keberagaman," lanjut dia.

Wamenlu A.M Fachir memberikan keterangan di BDF IX (Foto: Willy Haryono/Metrotvnews.com).

Wamenlu A.M Fachir memberikan keterangan di BDF IX (Foto: Willy Haryono/Metrotvnews.com).
Masing-masing perwakilan negara peserta juga berbagi pengalaman mengenai kegiatan nasionalnya. Mereka menyadari pentingnya berbagi pengalaman, yang dapat ditumpahkan dalam suasana santai di BDF.
Terdapat tiga poin utama dalam BDF IX. Pertama adalah, pemerintah dan pemimpin nasional memiliki peran besar dalam mensinergikan mempromosikan demokrasi, toleransi dan keberagaman.
(Baca: Buka BDF IX, Jokowi Tekankan Pentingnya Toleransi Beragama).
(Baca: Buka BDF IX, Jokowi Tekankan Pentingnya Toleransi Beragama).
Kedua, memelihara serta menyuburkan demokrasi, toleransi dan good governance. Ketiga, terus berbagi mengenai isu-isu demokrasi dalam mempromosikan nilai-nilai dan prinsipnya.
"Kita patut gembira karena tingkat partisipasi tinggi, media yang meliput juga banyak. Maka kita memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan ini," tutup A.M Fachir.

Mantan Wamenlu Dino Patti Djalal (Foto: Willy Haryono/Metrotvnews.com).

Mantan Wamenlu Dino Patti Djalal (Foto: Willy Haryono/Metrotvnews.com).
Sementara itu mantan Wamenlu Dino Patti Djalal mengatakan ada kekhawatiran di tengah peserta BDF, bahwa saat ini demokrasi berada dalam posisi defensif. Dino mengambil contoh mengenai Arab Spring di Timur Tengah, di mana beberapa negara di sana masih mengalami masalah dalam proses berdemokrasi.
"BDF kali ini memiliki arti penting, karena berlangsung saat banyak negara stres soal demokrasi," kata Dino.
Tidak hanya di Timur Tengah, Dino menilai proses demokrasi di Indonesia juga menghadapi banyak tantangan dan masih memiliki kekurangan. Namun dalam konteks global, Indonesia dinilai sukses dalam menjalankan demokrasi.
"Itu karena demokrasi di Indonesia tumbuh. Demokrasi kita sejalan dengan kesatuan nasional dan desentralisasi. Eksperimen demokrasi Indonesia telah mematahkan sejumlah asumi (buruk bahwa sistem demokrasi tidak bisa berjalan efektif dalam kehidupan bernegara)," ucap Dino.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News