Menurut laporan kantor berita Korean Central News Agency (KCNA), Minggu 23 Juni 2019, Kim menyebut surat dari Trump sebagai sesuatu yang "luar biasa." Tidak hanya itu, Kim berjanji akan "secara serius merenungkan konten" dari surat tersebut.
Masih dari laporan KCNA, Kim juga memuji "keberanian luar biasa Trump" tanpa mengelaborasi lebih jauh.
Sebelumnya pada bulan ini, Trump mengaku telah menerima surat "indah" yang ditulis langsung Kim Jong-un. Belum diketahui metode apa yang digunakan kedua pemimpin dapat bertukar surat. Gedung Putih menolak berkomentar mengenai hal tersebut.
Dialog antara Trump dengan Kim mengenai denuklirisasi masih mengalami kebuntuan. Dua pertemuan mereka di Singapura dan juga Vietnam berakhir tanpa perjanjian apapun.
AS berkukuh Korut harus terlebih dahulu menghentikan program nuklirnya secara permanen. Sementara Korut baru bersedia melakukan itu jika AS terlebih dahulu menghentikan rangkaian sanksi ekonomi.
Meski hubungan AS dan Korut mandek, Trump cenderung melontarkan kalimat-kalimat hangat jika berbicara mengenai Kim dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, Trump pernah berkata di hadapan awak media bahwa Korut di bawah kepemimpinan Kim memiliki "potensi yang luar biasa besar."
Saat kunjungan ke Jepang pada Mei lalu, Trump menyebut Kim sebagai "pria yang sangat pintar" dan berharap akan ada "banyak hal baik" yang bermunculan dari Korut.
Meski pertemuan kedua di Vietnam dipandang sebagai sebuah kegagalan oleh sejumlah pihak, Trump mengaku masih terbuka untuk kembali bertemu Kim. "Bisa saja terjadi," tutur Trump saat ditanya mengenai kemungkinan tersebut.
Penasihat Keamanan Gedung Putih John Bolton juga mendukung wacana akan adanya pertemuan ketiga dengan Kim. "Kami siap jika mereka juga siap," sebut Bolton kepada surat kabar The Wall Street Journal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News