Pria 45 tahun itu meninggal tak lama setelah dilarikan ke rumah sakit di distrik Puttalam.
"Massa menyerangnya dengan senjata tajam di bengkel milik pria itu," kata seorang pejabat polisi, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 14 Mei 2019.
"Ini adalah kematian pertama dari kerusuhan tersebut," imbuh dia.
Kerusuhan tetap terjadi meski polisi telah memberlakukan jam malam di Sri Lanka. Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan jam malam berfungsi mencegah kehadiran kelompok-kelompok tak dikenal yang ingin mengacaukan situasi keamanan negara.
Baca juga: Sri Lanka Blokir Sementara Facebook dan WhatsApp
"Di beberapa tempat di Provinsi Barat Laut, kelompok-kelompok ini menciptakan masalah dengan merusak properti," kata Wickremesinghe dalam pidato yang disiarkan televisi negara tersebut.
"Polisi dan pasukan keamanan telah mengatasi situasi ini, namun kelompok-kelompok tak dikenal ini masih berusaha menciptakan masalah," terangnya.
Dia menambahkan kerusuhan ini hanya akan menghambat penyelidikan atas serangan bom pada 21 April lalu. Serangan kala itu melanda tiga gereja dan empat hotel mewah, serta menewaskan 258 orang dan melukai hampir 500 orang.
Sementara itu dalam pidato terpisah, Kepala Polisi Chandana Wickramaratne memperingatkan bahwa pihaknya akan bertindak tegas terhadap para perusuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id