Wakil Direktur Regional Organisasi Buruh Internasional (ILO) untuk Asia dan Pasifik Panudda Boonpala mengatakan banyak kampanye yang berfokus pada peningkatan kesadaran pekerja migran tidak cukup.
Baca juga: Galakkan Perlindungan, ASEAN Luncurkan Kampanye Safe Migration.
"Itu memang penting, namun tidak cukup. Karena semua penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pekerja migran yang terinformasi dengan baik dapat memilih rute yang tidak aman, karena kebutuhan ekonomi dan kurangnya pilihan yang lebih aman," kata dia, di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Rabu 12 Desember 2018.
Namun, imbuh dia, Kampanye Safe Migration ASEAN ini berbeda. Tak hanya memberikan informasi mengenai bahaya jalur ilegal bagi para pekerja migran, namun juga memberikan opsi-opsi yang lebih aman untuk mereka.
Meski demikian, katanya, itu membutuhkan seperangkat kerangka kerja kebijakan dan intervensi yang terintegrasi. "Ini untuk memastikan bahwa prosedur rekrutmen dan penempatan sudah solid, sudah cukup," katanya.
Selain itu, ini juga dilakukan guna memastikan biaya perekrutan terjangkau bagi para pekerja. "Untuk memastikan peningkatan tenaga kerja dan perlindungan sosial bagi mereka, serta memastikan bahwa mereka juga memiliki akses ke dukungan untuk layanan - termasuk layanan hukum - ketika mereka membutuhkannya," imbuh Boonpala.
Baca juga: Migrasi Tenaga Kerja Bantu Kemajuan Ekonomi ASEAN.
Dia menambahkan negara-negara anggota ASEAN harus bekerja sama untuk berbagi tanggung jawab terhadap perlindungan pekerja migran.
"Sekali lagi saya tekankan untuk kampanye ini, kami bekerja dengan pekerja migran karena mengakui mereka berkontribusi pada pembangunan sosial ekonomi di ASEAN," tegasnya.
ASEAN meluncurkan Safe Migration Campaign sebagai komitmen untuk para pekerja migran. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian atas perlindungan para pekerja migran. Para pekerja migran juga diharapkan lebih peduli dengan keamanan mereka saat bekerja di luar negeri dengan memiliki jalur aman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News