"ASEAN sebagai organisasi kawasan memperingati Hari Migran Internasional pada 18 Desember dengan meluncurkan Kampanye ASEAN Safe Migration hari ini. Ini adalah terjemahan dari komitmen kami untuk menerapkan Konsensus ASEAN tentang Perlindungaan dan Promosi Hak-hak Pekerja Migran," kata Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Komunitas Sosial Budaya ASEAN, Kung Phoak, di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Rabu 12 Desember 2018.
Kung mengatakan sebanyak tujuh juta warga ASEAN menjadi pekerja migran baik di dalam kawasan, maupun di luar wilayah Asia Tenggara. Beberapa faktor penyebab maraknya pekerja migran di ASEAN karena tuntutan ekonomi dan perubahan sosial di masing-masing negara.
Dia menuturkan negara-negara ASEAN paling tinggi menyumbangkan pekerja migran di luar negeri. Hal senada dibenarkan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia Maruli Hasoloan.
"Berdasarkan data yang ada, negara-negara ASEAN menjadi pengirim terbanyak para pekerja migran. Mereka adalah Myanmar, Indonesia, Malaysia, Laos, Filipina dan Kamboja," ujar Maruli.
Maruli menambahkan, dua negara ASEAN masuk dalam jajaran teratas negara pengirim tenaga kerja, yaitu Indonesia dan Filipina. Dia mengakui banyak tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai salah satu negara pengirim tenaga kerja terbanyak.
"Sejumlah besar pekerja migran ASEAN bekerja di sektor domestik, rentan menderita kasus ketenagakerjaan dan non-tenaga kerja dan sangat membutuhkan perlindungan," tuturnya.
"Karena itu sangat penting untuk memiliki komitmen di tingkat regional untuk memberikan perlindungan kepada para pekerja migran ASEAN serta mempromosikan hak-hak mereka," imbuh Maruli.
Dia berharap dengan adanya kampanye ini, masyarakat, perusahaan pengirim tenaga kerja dan stake holder yang berkaitan dengan isu ini menjadi peduli terhadap perlindungan para pekerja migran. "Karena migrasi membutuhkan perlindungan," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News