Konferensi Tingkat Tinggi di Singapura itu disebut-sebut sebagai peristiwa bersejarah. Kim dan Trump kemudian bertemu untuk kali kedua di Hanoi, Vietnam, pada Februari tahun ini.
Pertemuan ketiga terjadi secara tak terduga, karena berlangsung begitu saja tanpa ada perencanaan matang. Kim dan Trump bertemu di Zona Demiliterisasi (DMZ) Korea pada Juni lalu.
Ketiga pertemuan tersebut dipandang sebagai bagian dari sejumlah perkembangan positif dalam upaya menyelesaikan ketegangan di Semenanjung Korea.
"ASEAN terus mendukung perkembangan di Semenanjung Korea," kata Hoang Anh Tuan, Wakil Sekretaris Jenderal Komunitas Keamanan Politik ASEAN, dalam acara diskusi Semenanjung Korea di Hotel Sheraton Jakarta, Rabu 21 Agustus 2019.
Perkembangan positif lainnya adalah rangkaian pertemuan antara Kim dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Hoang menilai deretan perkembangan positif ini harus dijadikan fokus dan momentum dapat upaya menyelesaikan isu Semenanjung Korea.
"Kita perlu melangkah ke depan dengan optimistis namun tetap waspada," ujar Hoang.
"Korut harus terus kita dorong untuk meningkatkan partisipasi dalam ARF dan berbagai pertemuan lainnya," lanjut dia, merujuk pada ASEAN Regional Forum.
ARF adalah satu-satunya mekanisme regional yang melibatkan Korut. Namun hingga sejauh ini, menurut data yang dipaparkan Hoang, partisipasi Korut dalam ARF dan pertemuan lainnya kurang dari 50 persen.
Sebelumnya, Wakil Tetap Indonesia untuk ASEAN Ade Padmo mengatakan bahwa Indonesia dan negara-negara anggota lain terus berusaha terlibat dalam penyelesaian isu Semenanjung Korea.
Kontribusi nyata ASEAN dalam isu ini adalah menyediakan tempat pertemuan Kim dan Trump, yakni Singapura dan Vietnam -- dua negara anggota ASEAN.
Baca: ASEAN Terus Terlibat dalam Isu Semenanjung Korea
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News