Robert Hall, pria asal Kanada tersebut, ditahan kelompok Abu Sayyaf sejak September 2015. Canadian Broadcasting Corporation membenarkan bahwa Hall dipenggal setelah menerima informasi dari sekitar persembunyian Abu Sayyaf di Pulau Jolo, Filipina selatan.
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, juga mengatakan Hall sudah dibunuh oleh para penangkapnya. Diketahui, cara eksekusi Hall pun sama ketika Abu Sayyaf mengeksekusi John Ridsdel, WN Kanada yang sebelumnya dieksekusi Abu Sayyaf juga.
"Ini sangat menyedihkan. Saya berkeyakinan bahwa warga Kanada, Robert Hall, yang disandera sejak 21 September 2015 telah dibunuh oleh orang-orang yang menahannya," kata PM Trudeau, seperti dikutip BBC, Selasa (14/6/2016).

Robert Hall (kiri) dan seorang sandera asal Filipina/CNN
Abu Sayyaf sudah memperingatkan mereka akan membunuh Hall jika tidak menerima uang tebusan jutaan dolar hingga tenggat waktu yang ditentukan, yaitu 13 Juni. Abu Sayyaf menuntut uang tebusan sebesar 600 juta peso atau sekitar USD12.800.000.
Pada April lalu kelompok ini membunuh John Ridsdel, direktur perusahaan pertambangan yang juga memegang kewarganegaraan Kanada. Hall dan Ridsdel termasuk dari empat sandera yang ditahan ketika tengah berada di kawasan wisata pantai.
Mereka diculik kelompok Abu Sayyaf di Oceanview resort di Pulau Samal yang terletak di lepas pantai pulau selatan Mindanao. Eksekusi terjadi setelah Abu Sayyaf merilis sebuah video terakhir dari sandera yang memohon bantuan kepada Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte dan Kedutaan Besar Kanada untuk meminta bantuan.
Abu Sayyaf yang terbentuk 15 tahun lalu di Filipina selatan ini sering melancarkan sejumlah pengeboman, pembunuhan, dan penculikan. Sebanyak 14 ABK asal Indonesia pun pernah disandera oleh Abu Sayyaf. Beruntung, mereka dapat kembali ke Indonesia dengan selamat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News