"Yang akan saya lakukan adalah mendesak Kongres memberlakukan kembali hukuman gantung," kata Duterte saat memberikan keterangan pers di Davao, seperti dikutip BBC, Senin (16/5/2016).
Duterte mengatakan ia akan menerapkan pula kebijakan tembak di tempat bagi tersangka penjahat yang melawan atau menolak untuk ditangkap.
Kebijakan lain yang rencananya akan ia berlakukan adalah pelarangan alkohol, pelarangan merokok di dalam gedung, dan jam malam secara nasional untuk anak-anak.
Ia berjanji mengubah istana presiden di Manila menjadi rumah sakit dan memerintahkan semua pejabat pemerintah terbang di kelas ekonomi.
Duterte dikenal sangat keras saat menjadi wali kota Davao di Filipina selatan dan dijuluki 'Sang Penghukum.' Tak kurang dari 1.000 penjahat tewas di tangan aparat keamanan saat ia memimpin kota itu.
Ia pun sering melontarkan lelucon pada saat kampanye. Seperti ketika ia bercanda tentang wanita Australia yang diperkosa dan dibunuh di Davao saat ia masih menjabat menjadi wali kota. Ia mengatakan wanita tersebut sangat cantik dan seharusnya ia lah yang pertama (memerkosanya).
Leluconnya ini tentu saja dikritik Duta Besar Amerika Serikat (AS) dan Australia di Filipina. Namun, Duterte malah mengaku siap memutuskan hubungan diplomatik dengan AS dan Australia jika ia menjadi presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News