Capres favorit Filipina Rodrigo Duterte dalam sebuah acara kampanye di Iloilo, 19 April 2016. (Foto: AFP/STR)
Capres favorit Filipina Rodrigo Duterte dalam sebuah acara kampanye di Iloilo, 19 April 2016. (Foto: AFP/STR)

Capres Filipina Ancam Putus Hubungan dengan AS dan Australia

Willy Haryono • 21 April 2016 17:44
medcom.id, Manila: Calon presiden Filipina yang difavoritkan menang dalam pemilihan umum, Rodrigo Duterte, mengaku siap memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat (AS) dan Australia. 
 
Komentar kontroversial ini terlontar setelah duta besar AS dan Australia mengkritik lelucon Duterte terkait pemerkosaan seorang misionaris. 
 
"Jika saya menjadi presiden, silakan saja putus (hubungan diplomatik)," tegas Duterte, 71, dalam sebuah acara kampanye pada Rabu (20/4/2016) malam. 

Duterte, yang pernah berjanji akan membunuh puluhan ribu kriminal, mengingat kembali insiden kerusuhan di sebuah penjara pada 1989, di mana ada seorang misionaris yang diperkosa sejumlah narapidana. 
 
"Mereka memerkosa semua wanita. Ada seorang misionaris Australia. Saya melihat wajahnya, dan saya berpikir 'ya ampun, mereka memerkosanya, mereka mengantre untuk memerkosanya,'" tutur Duterte, seperti dilansir AFP
 
"Saya kesal dia diperkosa, tapi dia sangat cantik. Saya rasa, seharusnya wali kota menjadi yang pertama (memerkosanya)," sambung dia, mengklaim pernyataannya itu adalah murni lelucon. 
 
Ketika itu pada 1989, Duterte adalah wali kota Davao, sebuah kota besar di Filipina Utara. Duterte sempat dituding menjalankan pasukan hitam yang diduga membunuh lebih dari 1.000 orang. Duterte memuji kinerja pasukan hitam tersebut, tapi membantah memiliki keterlibatannya. 
 
Dubes Australia untuk Filipina Amanda Gorely mengkritik keras lelucon Duterte mengenai pemerkosaan. "Pemerkosaan dan pembunuhan tidak seharusnya dijadikan bahan lelucon. Kekerasan terhadap wanita dan perempuan merupakan sesuatu yang tidak dapat diterima di mana pun," tulis dia di akun Twitter. 
 
Hal senada diutarakan Dubes AS untuk Filipina Philip Goldberg. "Pernyataan siapapun, entah itu melecehkan wanita atau membuat lelucon atas pemerkosaan atau pembunuhan, bukan sesuatu yang dapat kami terima," ungkap Goldberg. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan