Apakah pengelolaan lahan gambut di Indonesia sudah baik? Apakah gerakan restorasi gambut saat ini sudah berjalan efektif?
Hisao Furukawa, profesor dari Universitas Kyoto, Jepang, memberikan pandangannya dalam 15th International Peat Congress (IPC) 2016, di Kuching, Sarawak, Selasa (16/8/2016).

Profesor Hisao Furukawa (dua kiri) dalam konferensi pers IPC 2016 di Kuching. (Foto: MTVN)
1. Berapa lama Anda telah meneliti lahan gambut?
Saya telah mengunjungi dan meneliti hutan-hutan dan kawasan gambut di seluruh dunia termasuk Indonesia selama lebih dari 36 tahun. Indonesia merupakan kawasan yang sering saya teliti.
Pada awal penelitian saya banyak bekerjasama dengan IPB dan salah satu yang banyak membantu penelitian saya adalah bapak Supiandi Sabiham (Guru Besar Institut Pertanian Bogor). Beliau merupakan pakar gambut di Indonesia.
2. Dimana saja Anda melakukan penelitian?
Lahan gambut di Indonesia yang banyak berada di hutan-hutan Kalimantan dan Sumatra. Riau, Jambi, Palembang dan Kalimantan merupakan area yang kerap saya kunjungi untuk penelitian.
Selama puluhan tahun, Indonesia sebenarnya telah banyak belajar mengenai pengelolaan gambut. Banyak proses pembelajaran dalam pengelolaan gambut dan tidak semuanya berhasil. Bahkan di beberapa wilayah seperti Upah Delta, Palembang, kawasan tersebut menjadi hunian bagi transmigran.
Kegagalan pemanfataan gambut 1 juta hektar sekitar tahun 1980-an untuk budidaya padi di Kalimantan menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia dalam belajar untuk menjadi lebih baik dalam pengelolaan gambut. Pemanfaatan kayu log dengan memanfaatkan kanal-kanal sebagai sarana transportasi pengiriman juga menjadi pelajaran berharga. Setelah itu, Indonesia dan juga korporasi di Indonesia banyak belajar untuk menjadi lebih baik dalam pemanfaatan gambut.
3. Bagaimana pengelolaan gambut yang tepat?
Proses panjang itu telah berhasil membawa pengelolaan gambut yang lebih bertanggung jawab dan lestari. Kunci dari pengelolaan gambut adalah tata air dan pemadatan untuk mencegah gambut dari kekeringan dan subsidensi.
Selama puluhan tahun, proses pengelolaan gambut oleh korporasi di Indonesia untuk kegiatan budidaya sudah lebih baik. Tuntutan dunia agar korporasi melakukan pengelolaan bertanggung jawab direspons dengan baik. Mereka mengeluarkan investasi yang tidak sedikit untuk melakukan riset dan penelitian.
Saran saya, korporasi perlu membantu pemerintah dan masyarakat dalam pengeloalan gambut yang lebih baik. Semua perlu berbagi pengalaman, terutama pihak-pihak yang telah melakukan best practices.

Kelapa sawit memiliki nilai ekonomi tinggi. (Foto: Antara)
4. Bagaimana sebaiknya pemberlakuan gambut?
Pemanfaatan gambut di Indonesia saat ini sedang disorot. Pengelolaan gambut sebenarnya sudah ada dulu sejak lama, namun tidak masuk hitungan. Saat ini, ketika produksi komoditas di lahan gambut sudah memberikan banyak manfaat ekonomi, banyak pihak yang mengklaim bahwa mereka sangat paham gambut, namun banyak memberikan persepsi yang salah sehingga menimbulkan kegaduhan.
Seharusnya, pemerintah bisa memilah antara gambut untuk kepentingan ekologi dan ekonomi, dan ada yang perlu dipertahankan sebagai kawasan ekologi. Perlu pemetaan yang baik agar tidak terjadi tumpang tindih dan saling menyalahkan. Tidak semua gambut harus dimanfaatkan untuk kepentingan ekologi. Ada gambut yang perlu dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi. Karena itulah satu tujuan penelitian gambut yakni memberi manfaat bagi ekonomi.
5. Apa ada hubungan gambut dengan kebakaran lahan?
Kebakaran sebenarnya bisa terjadi dimana saja, termasuk pada kawasan gambut yang tidak terkelola. Pada kawasan gambut terkelola, gambut sulit terbakar karena ketinggian air mudah dikontrol.

Kebakaran lahan di Sumatra Selatan. (Foto: AFP)
6. Apa tanggapan Anda terkait restorasi gambut seperti yang saat ini dilakukan di Indonesia?
Restorasi gambut sebaiknya fokus pada kawasan-kawasan yang masih baik agar bisa tetap dijaga. Pada kawasan gambut yang sudah berubah fungsi, restorasi sulit dilakukan. banyak kawasan tersebut telah berubah fungsi menjadi hunian dan perkebunan.
Sebenarnya, ini merupakan bagian dari proses pembelajaran Indonesia dalam pengelolaan gambut. Tidak semuanya berhasil. Tetapi dari pengalaman di Indonesia, pengelolaan gambut Indonesia sebenarnya sudah sangat baik. Banyak korporasi besar di Indonesia yang berhasil mengelola gambut secara berkelanjutan. Itu perlu diapresiasi.
7. Adakah ada model pemanfatan gambut yang baik?
Model pemanfaatan gambut baik ada di Riau. Di Pangkalan Krinci Riau misalnya, pemanfaatan gambut untuk penanaman Akasia di sangat baik. Mereka menerapkan pengelolaan tata kelola air yang baik sehingga pemanfataan gambut lebih sustainable. Ini contoh baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News