Disitir dari laman Telegraph, Senin 21 Januari 2019, operasi pembersihan juga meliputi pemindahan sejumlah jenazah pendaki. Everest -- gunung tertinggi di dunia yang wilayahnya terbagi di Tiongkok dan Nepal -- telah menarik minat banyak pendaki dari tahun ke tahun.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, banyak pendaki mengeluhkan banyaknya sampah di Everest. Jenis sampahnya beragam, mulai dari kaleng, botol, kantong plastik hingga tabung oksigen.
Pada setiap tahunnya, sekitar 60 ribu pendaki dan pemandu mengunjungi Everest di sisi Tiongkok, yang disebut Beijing dalam bahasa Tibet sebagai Gunung Qomolangma.
Selama ini, otoritas Tiongkok dan juga Nepal telah mencoba berbagai skema untuk membersihkan sampah di Everest. Tiongkok telah mendirikan beberapa stasiun untuk menyortir dan mendaur ulang sampah dari gunung tersebut.
Musim panas tahun lalu, otoritas Tiongkok mengaku telah menyingkirkan tumpukan sampah seberat 8,5 ton dari Everest. Dari berbagai jenis sampah itu, banyak di antaranya adalah kotoran manusia yang sudah membeku.
Pada 2017, 648 telah mencapai puncak Everest, termasuk 202 yang mendaki via rute utara. Enam orang dikonfirmasi meninggal dalam upaya pendakian tahun itu, salah satunya di rute utara.
Kematian di Everest hampir pasti terjadi pada setiap tahunnya. Biasanya, pendaki meninggal dunia di "zona kematian" di atas ketinggian lebih dari 8.000 meter, di mana udara sudah terlalu tipis untuk tubuh manusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News