Hujan deras telah melanda 30 dari 77 distrik di seantero Nepal sepanjang pekan kemarin, termasuk ibu kota Kathmandu.
Juru bicara kepolisian Nepal Ramesh Thapa mengonfirmasi bahwa korban tewas bertambah dari laporan awal 43 menjadi 65 orang. Banjir dan tanah longsor juga melukai 38 orang dan membuat lebih dari 10 ribu keluarga telantar.
Thapa menambahkan lebih dari 1.400 orang telah berhasil diselamatkan petugas dari beberapa wilayah yang terkena imbas hujan deras di Nepal.
Di distrik Dolpa yang relatif terpencil, tanah longsor dikabarkan telah mengubur dan menewaskan sembilan orang. "Seorang anak berhasil diselamatkan. Beberapa jasad ditemukan," sebut Thapa, dilansir dari laman 7news.com.au, Senin 15 Juli 2019.
Pusat Operasi Darurat Nasional Nepal mengatakan bahwa beberapa ruas jalan raya yang sempat terhalang material longsor telah dibersihkan pada Minggu 14 Juli. Namun masih ada beberapa ruas jalan lainnya yang tertutup material lumpur dan bebatuan.
Sementara di India, tepatnya di negara bagian Assam, Sungai Brahmaputra meluap akibat terus menerima limpahan air hujan. Luapan sungai dikabarkan telah menggenangi lebih dari 1.800 desa di Assam.
"Sepuluh orang tewas dalam sejumlah insiden tenggelam dalam tiga hari terakhir, dan satu juta lainnya terkena imbas banjir," kata buletin yang dirilis pemerintah daerah Assam.
Musim hujan di seantero Asia Selatan biasanya berlangsung dari Juni hingga September mendatang. Dalam setiap tahunnya, sejumlah negara di Asia Selatan sering terkena musibah banjir atau tanah longsor.
Lebih dari 1.200 orang tewas di kawasan tersebut akibat banjir dan tanah longsor pada 2018. Di India, negara bagian Kerala tahun lalu mengalami banjir terburuk dalam hampir satu dekade terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News