Baca juga: Pakistan akan Lobi Indonesia di DK PBB Terkait Kashmir.
“Tentu saja. Indonesia adalah Anggota Tidak Tetap DK PBB dan Pakistan merupakan satu dari sekian negara yang mendukung Indonesia ketika kampanye kemarin,” kata Khan, ketika ditemui di Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta, Rabu 14 Agustus 2019.
Namun, Khan enggan membeberkan kapan waktu pasti perwakilan Pakistan di DK PBB akan mendekati Indonesia untuk membicarakan isu Kashmir.
Selain itu, lanjut dia, Pakistan juga akan mengajak seluruh organisasi internasional untuk ikut menyelesaikan ketegangan di Kashmir. Ia menyebut India harus menaati resolusi PBB.
“India harus menaati dan tidak boleh melanggar resolusi PBB. Saya yakin, negara saya akan mengajak PBB untuk segera menyelesaikan kasus ini,” ungkap dia lagi.
Khan juga menekankan bahwa selama Ini India telah melanggar hukum internasional. Terlebih ketika India akhirnya menghapus status Kashmir, pekan lalu.
Kashmir telah 'dikurung' oleh pasukan keamanan selama delapan hari terakhir, yakni saat pemerintah India di New Delhi berusaha menghalangi protes terhadap langkah mereka memaksakan kontrol pusat lebih ketat atas wilayah tersebut.
Bahkan, internet dan komunikasi telepon telah diputus, hingga puluhan ribu pasukan tambahan dikerahkan untuk menjaga keamanan di sana. Para pasukan keamanan terlihat membanjiri kota-kota utama di Srinagar, serta desa-desa Lembah Kashmir lainnya.
Muncul pula kekhawatiran tentang akses ke layanan kesehatan. Seorang dokter di unit gawat darurat rumah sakit di Srinagar mengaku jumlah pasien telah berkurang secara drastis pekan lalu.
Layanan ambulans tidak berfungsi dan orang-orang yang mencoba mengemudi ke rumah sakit dilaporkan ditolak di pos-pos pemeriksaan. Ali pergi ke apotek untuk mengambil obat untuk anaknya, katanya, tetapi persediaannya sangat minim.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengatakan penghapusan status khusus Kashmir akan membawa kemakmuran dan membebaskan keadaan terorisme. Tetapi keputusannya ditentang secara luas di Kashmir, di tempat itu bahkan politisi terkemuka India telah ditahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News