Abe berkata mereka berdua dengan jujur bertukar pandangan kendati tidak mengumumkan kemajuan besar, keduanya membahas cara bekerja sama secara ekonomi di wilayah yang disengketakan.
Dilansir AFP, Jumat (16/12/2016), Abe membahas investasi utama Jepang di depan Mosko w, yang terperosok dalam krisis ekonomi di tengah penurunan harga minyak dan sanksi-sanksi pihak Barat atas Krimea dan Ukraina.
NHK, mengutip sumber pemerintah, melaporkan kedua pemimpin diharapkan menyetujui paket kerja sama ekonomi senilai 300 miliar Yen atau setara dengan USD2,5 miliar, termasuk proyek-proyek sektor swasta seperti pengembangan tambang bersama dan pinjaman untuk eksplorasi gas alam.
Abe mengaku bahwa kedua pihak membahas pembangunan ekonomi bersama di kepulauan itu dan membuat cara lebih mudah bagi mantan warga Jepang, yang rata-rata berusia 81 tahun, untuk berkunjung ke Negeri Sakura.
Selain itu, Yuri Ushakov, penasihat Kremlin, mengatakan pada wartawan bahwa Abe dan Putin menyerukan kepada para ahli untuk menemukan cara mencapai eksploitasi bersama atas wilayah sengketa, di bidang perikanan, pariwisata, budaya, dan kesehatan.
Seorang pejabat pemerintah Jepang yang berkata kepada wartawan dalam perundingan itu mengisyaratkan bahwa berbagai pertanyaan soal hukum bisa menjadi batu sandungan yang alot, terutama mengenai kerangka peraturan bagi proyek-proyek ekonomi.
"Dalam kasus ini, tidak merusak posisi hukum negara kita merupakan prasyarat bagi kegiatan ekonomi bersama di empat pulau itu," pungkasnya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pun mengatakan, Putin telah menawarkan pembahasan kembali soal keamanan antara Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan kedua negara.
Lavrov mengatakan, Abe menyambut baik tawaran Putin tersebut. Pembahasan ini sebelumnya sempat terhenti setelah Rusia mengklaim sebagian wilayah Ukraina pada 2014
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News