Komentar negatif ini merujuk pada komentar salah satu senator Queensland, Australia, yang menyebut imigran Islam menjadi penyebab terjadinya penembakan di Christchurch.
Baca juga: Salahkan Muslim Terkait Penembakan, Senator Australia 'Diserang' Telur.
"Potensi-potensi semacam itu, kami menilai bahwa masih bersifat prematur dan cenderung berlebihan," kata Peters, ketika ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu 20 Maret 2019.
"Saya kini melihat, komen-komen keras tentang apa yang terjadi seputar Christchurch justru malah akan menambah parah situasi. Misalnya apa yang dikatakan oleh beberapa anggota parlemen negara lain," lanjut dia.
Peters pun meminta agar dunia internasional bersatu untuk mendukung Christchurch cepat bangkit dari kesedihan akibat tragedi ini. Ia juga mengimbau agar semua negara mengedepankan toleransi.
"Ini adalah tragedi menyedihkan bagi kemanusiaan dan tugas kita para pemimpin dunia sekarang adalah memberikan keyakinan pada masyarakat tentang moderasi, toleransi dan menghargai semua agama," ungkap dia.
Akibat penembakan brutal tersebut, dipastikan 50 orang tewas. Satu di antaranya merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).
Penembakan terjadi pada 15 Maret 2019, saat umat Muslim sedang menjalankan salat Jumat. Bahkan penembakan terjadi di dua masjid yaitu Masjid Al-Noor dan satu masjid lainnya di Linwood.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News