"Kebijakan pemerintah masih (seperti komitmen awal), yaitu tidak membayar uang tebusan," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir ketika ditemui di Kemenlu, Jakarta, Senin (24/10/2016).
Keempat ABK WNI yang disandera sejak Maret 2012 tersebut bernama Sudirman, Supardi, Ardi Manurung, dan Nelson. Sementara, 22 eks sandera perompak lainnya diketahui berasal dari Filipina, Kamboja, Vietnam, Taiwan dan Tiongkok.
Para ABK WNI yang dibebaskan pada Sabtu pekan lalu ternyata menempati dua tempat penyanderaan setelah disandera perompak di perairan Seychelles.
"Mereka disandera di perairan Seychelles, lalu dibawa ke tempat penahanan pertama yaitu Hobyo, seperti kota kecil atau semacam desa, jaraknya 511 kilometer dari Mogadishu (ibu kota Somalia," kata Arrmanatha.
Setelah itu, lanjutnya, para sandera dibawa ke Bud-Bud di mana berjarak sekitar 287 kilometer dari Mogadishu dan Bud-Bud menjadi tempat penahanan para sandera sebelum akhirnya berhasil dibebaskan.
"Di situ (Bud-Bud) dimulai proses pembebasan. Mereka naik mobil dibawa ke Galkayo Town sekitar 689 kilometer dari Mogadishu. Ini merupakan safe house," imbuhnya.
.jpg)
Menlu Retno (kiri) memperlihatkan rute penyanderaan empat WNI di Somalia. (Foto: MTVN)
Menurut penuturan Arrmanatha, sebenarnya empat ABK WNI ini sudah bebas sejak 22 Oktober, namun posisi mereka masih berada di Galkayo Town. Setelah dari Galkayo, kemudia mereka diterbangkan ke Kenya, tepatnya di kota perbatasan Somalia dengan Kenya, yaitu Wajir Airport.
"Dari situ baru mereka diterbangkan ke Nairobi dan dijemput dubes RI di Nairobi serta tim Kemenlu yang dipimpin Direktur PWNI, Lalu Muhamad Iqbal," tuturnya.
Baca: PBB Dukung Pembebasan Empat ABK WNI di Somalia
Arrmanatha pun menegaskan saat ini sudah tak ada WNI lagi yang disandera di Somalia.
Peristiwa nahas terjadi dalam penyanderaan ABK WNI di Somalia. Beberapa ABK WNI meninggal dunia saat disandera akibat jatuh sakit.
Total korban yang disandera berjumlah 29 ABK. Satu orang tewas saat pembajakan dan itu kapten kapal. Dua lainnya meninggal karena sakit pada 2014 dan salah satunya adalah WNI bernama Nasirin asal Cirebon karena sakit malaria.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News