Penguatan hubungan bilateral tersebut diperlukan Prancis untuk memperbaiki perekonomian negara yang tengah lesu.
"Prancis akan menggiatkan hubungan bilateral dengan Indonesia. Potensi ekonomi Indonesia bisa dimanfaatkan Prancis untuk berinvestasi," ungkap Paramitaningrum SP, pengamat hubungan internasional dari Universitas Bina Nusantara Jakarta kepada Metrotvnews.com, Senin 8 Mei 2017.
"Saya kira Prancis di bawah Macron juga akan menempatkan diplomasi ekonomi sebagai salah satu fokus hubungannya dengan Indonesia," sambung dia.
Paramitaningrum juga menilai Macron akan melanjutkan kerjasama yang sudah ada, termasuk yang sudah disepakati oleh Presiden Francois Hollande di Indonesia pada Maret lalu.
Transisi pemerintahan Prancis juga dinilai akan berjalan mulus karena Hollande mendukung sepenuhnya Macron dalam pemilihan umum kali ini. Macron juga memiliki hubungan baik dengan Hollande karena pernah menjadi menteri ekonomi di kabinetnya.
Skema FDI
Beragam tantangan dihadapi Macron, seperti masalah keamanan, perekonomian dan keimigrasian. Tokoh moderat dari partai En Marche! itu juga harus mampu bermanuver untuk mendapatkan mayoritas parlemen.
Tanpa mayoritas parlemen, Macron akan kesulitan menepati janji-janjinya semasa kampanye, termasuk menghidupkan kembali perekonomian Prancis.
"FDI (Foreign Direct Investment/Investasi Langsung Luar Negeri) di Indonesia dan Asia Tenggara merupakan salah satu solusi perekonomian Prancis yang kurang baik belakangan ini," kata Paramitaningrum, merujuk pada tingkat pengangguran yang mencapai lebih dari 10 persen dan pertumbuhan ekonomi di angka 1,2 persen per kuartal akhir 2016.
Macron memenangkan pemilu putaran kedua dengan raihan lebih dari 65 persen suara, mengalahkan rivalnya dari sayap kanan Marine Le Pen di angka 35 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News