medcom.id, Jakarta: Syamsir, salah satu anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf mengaku penyanderaan ini adalah pengalaman yang menyedihkan.
"Menyedihkan. Pertama-tama mereka muncul dari belakang Tongkang dan menodongkan senjata dan memakai masker. Kami tidak mengira Abu Sayyaf karena posisi kami di perairan Malaysia. Kami langsung diam, tapi teman kami agak melawan makanya ditembak," ujar Syamsir ketika ditanya awal mula penyanderaan terjadi di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (13/5/2016).
.jpg)
Foto: Menlu Retno Marsudi bersama ABK WNI/Dok.Kemenlu RI
Ia juga menambahkan lima temannya berhasil kabur dan yang paling terdekat ditahan. "Mungkin karena kapal mereka juga kecil, jadi hanya cukup sedikit orang. Jadilah kami yang disandera mereka," tambahnya.
Syamsir mengatakan penyanderaan tersebut terjadi pada sekitar pukul 18.30 malam dan tengah malamnya mereka sudah berada bersama penyandera.
"Kami diikat di pohon berempat dengan tali. Makan ya apa yang mereka makan, kadang kelapa kering kadang makanan sisa mereka. Ikatan kami dilepas kalau mau mandi dan buang air saja," imbuhnya.
Selain itu, Syamsir mengaku bahwa ia dan ketiga temannya diancam akan dipenggal jika tidak segera ditebus. "Setiap hari mereka memperlihatkan video-video pemenggalan kepala sandera. Kami diancam kalau tidak segera ditebus, kami akan seperti itu," tandasnya.

Foto: Menlu Retno Marsudi bersama ABK WNI/Dok.Kemenlu RI

Foto: Menlu Retno Marsudi bersama ABK WNI/Dok.Kemenlu RI
Ketika ditanya apakah ada kekerasan, ia menjawab tak ada kekerasan yang sampai melukai mereka. "Loren yang ditendang sekali karena saat pindah tempat jalannya lambat," pungkasnya.
Selama disandera, ia mengaku dikelilingi sekitar 20 orang bersenjata dan memakai penutup muka.
Kementerian Luar Negeri RI melalui Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi secara resmi telah menyerahkan empat anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina Selatan sejak 15 April.

Foto: Seorang ABK WNI diserah terimakan ke keluarga/Dok.Kemenlu RI
Sebelumnya mereka diserah terima dari Pemerintah Filipina ke Pemerintah Indonesia diatas KRI. Setelah itu mereka dibawa ke Tarakan dan dari sana mereka diterbangkan ke Lanud Halim Perdanakusuma.
Setelah itu, mereka diperiksa kesehatannya di RSPAD Gatot Subroto dan dinyatakan sehat. (Baca: 4 WNI Sandera Abu Sayyaf Sudah Dibebaskan https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/gNQYl9aN-4-wni-sandera-abu-sayyaf-sudah-dibebaskan )
Empat WNI yang ditawan merupakan anak buah kapal dari Kapal Tunda TB Henry dan Kapal Tongkang Cristi. Kapal ini hendak kembali dari Cebu Filipina menuju Tarakan.
Presiden Joko Widodo mengumumkan pada Rabu 11 Mei bahwa empat WNI yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf sudah dibebaskan.
Jokowi menuturkan, pembebasan tersebut berhasil dilakukan atas kerja sama antara Indonesia dan Filipina. Termasuk hasil dari pertemuan trilateral antara Indonesia, Filipina dan Malaysia di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News