Ini merupakan bagian dari tekad Duterte dalam memberantas kejahatan akibat narkoba yang sudah mengakar kuat di Filipina.
"Proses hukum tidak ada hubungannya dengan pernyataan saya. Tidak ada proses pemeriksaan di sini, tidak ada pengacara," tutur Duterte, beberapa saat sebelum mengumumkan 160 nama, di kota Davao.
Lebih dari 800 tersangka kasus narkoba tewas dibunuh polisi atau warga sejak Duterte terpilih sebagai presiden pada 9 Mei. Tekad Duterte memberantas tersangka narkoba lewat cara brutal dikritik sejumlah grup penegak hak asasi manusia.

Seorang terduga kasus narkoba tewas ditembak di Manila. (Foto: AFP)
Dalam pengumuman 160 nama, Duterte menyebutkan sembilan hakim dan lebih dari 50 mantan anggota dewan, wali kota dan pejabat lokal lainnya. Ia meminta agar pengawalan keamanan terhadap mereka ditarik dan izin kepemilikan senjatanya dicabut. Mereka yang dituduh Duterte juga akan dijatuhi sanksi.
Disebutkan pula sekitar 100 nama polisi aktif dan nonaktif serta prajurit yang dituduh Duterte terlibat dalam peredaran narkoba di Filipina.
"Jika kalian menunjukkan sedikit saja perlawanan lewat aksi kekerasan, maka saya akan memerintahkan polisi, 'Tembak mereka'," sebut Duterte di hadapan awak media, seperti dikutip AFP.
Ia mengatakan polisi dan prajurit yang masuk dalam daftarnya diminta segera menyerahkan diri ke atasan masing-masing. Sementara para hakim diminta segera melapor ke Mahkamah Agung.
Daftar berisi 160 nama itu merupakan hasil penyelidikan aparat penegak hukum di Filipina. Duterte menegaskan pembentukan daftar nama tidak dicampuri urusan politik atau pun personal, karena ada juga beberapa tertuduh yang merupakan sahabatnya. Ia mengaku "mungkin saja bisa salah" dalam menyebutkan satu per satu nama dalam daftar tersebut.
Juru bicara Duterte, Martin Andanar, mengatakan para tertuduh akan dijerat pasal kejahatan narkoba. "Presiden meminta semua orang yang dimaksud, tertuduh kasus narkoba, untuk menyerah dan mengikuti proses investigasi menyeluruh," ungkap Andanar.

Seorang tersangka kasus narkotika dijaring aparat di Las Pinas. (Foto: AFP)
Beberapa nama yang dituduhkan Duterte sudah muncul di media lokal dan membantah keterlibatan dalam kasus narkoba.
Duterte memenangkan pemilu lewat janjinya memerangi narkoba dan kejahatan lainnya secara tuntas, yang disebutnya dapat berujung pada kematian ribuan orang. Ia telah memerintahkan polisi untuk tidak ragu-ragu menembak mati tersangka narkoba, bahkan juga mendorong warga untuk melakukan hal yang sama.
Radio ABS-CBN melaporkan 852 tersangka kasus narkoba telah dibunuh sejak Duterte menjadi presiden. Duterte mempersilakan sejumlah grup HAM di luar sana untuk memprotes kebijakannya.
"Saya tidak peduli," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News