medcom.id, Jakarta: Meninggalnya mantan Kanselir Jerman, Helmut Kohl tampaknya memberikan kesedihan mendalam bagi Presiden ketiga RI, Bacharuddin Jusuf Habibie. Ia sempat mengenang masa-masa mudanya bersama Kohl di Jerman.
"Kenangan dengan Kohl itu banyak sekali. Salah satunya saya bergurau dengan Kohl, saya tanya 'kenapa kamu itu tidak bisa Bahasa Inggris?' Lalu dia jawab dengan gurauan 'karena yang pilih saya itu orang-orang yang tidak bisa Bahasa Inggris juga'," tutur Habibie sambil tertawa.
"Tetapi itu kan hanya candaan. Sebenarnya dia bisa Bahasa Inggris, walaupun tidak lancar," lanjutnya lagi.
Ditemui usai mengisi buku dukacita di Kedutaan Besar Jerman, di Jakarta, Selasa 20 Juni 2017, Habibie mengaku akan melayat Kohl langsung ke Jerman.
"Saya rasa, iya (melayat). Itu wajar. Waktu istri Kohl meninggal, saya juga ke sana waktu itu masih sama Bu Ainun," ungkap Habibie.

Presiden ketiga RI B.J Habibie tulis ucapan duka untuk mantan Kanselir Jerman Helmut Kohl (Foto: Sonya Michaella/Metrotvnews.com).

Presiden ketiga RI B.J Habibie tulis ucapan duka untuk mantan Kanselir Jerman Helmut Kohl (Foto: Sonya Michaella/Metrotvnews.com).
Habibie mengaku menuliskan kata-kata untuk mendiang Kohl dalam Bahasa Jerman di buku dukacita. "Saya tulis dalam Bahasa Jerman. Kalau pakai Bahasa Inggris berarti saya tidak tahu diri," ujarnya.
Habibie, yang memang bersekolah di Jerman sejak 1955–1965, mengaku mempunyai kedekatan tersendiri dengan Jerman. Ia melanjutkan studinya yaitu di teknik penerbangan, spesialis konstruksi pesawat terbang di RWTH Aachen, Jerman Barat.
Kohl yang menjabat antara tahun 1982 hingga 1998 dan dikenal sebagai "kanselir persatuan" karena rencana politiknya yang aktif membawa Jerman barat dan timur bergandeng tangan.
Beliau juga dipuji karena kontribusinya terhadap integrasi Eropa dan mata uang tunggal Eropa dan pasarnya. Dia membujuk warga Jerman untuk menyerahkan mata uang Jerman terdahulu, Mark, yang kuat dan mengadopsi Euro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News