medcom.id, Jakarta: Presiden ketiga RI, Bacharuddin Jusuf Habibie mendatangi Kedutaan Besar Jerman di Jakarta untuk mengisi buku dukacita atas meninggalnya mantan Kanselir Jerman, Helmut Kohl pada 16 Juni kemarin.
"Kohl termasuk Kanselir Jerman yang paling lama berkuasa. Dia itu banyak jasa sekali untuk hubungan Indonesia dan Jerman. Secara pribadi, saya cukup dekat dengan Kohl," kata Habibie, di Kedubes Jerman, Thamrin, Jakarta, Selasa 20 Juni 2017.
"Wawasannya dia sangat luas sekali. Dia juga paham akan hubungan Indonesia dan Jerman. Ia juga ada keinginan, waktu itu, mempererat hubungan Asia dan Eropa ya lewat hubungan Indonesia-Jerman," lanjutnya lagi.
Saat ini, Indonesia memang menjadi anggota G20 di mana Indonesia adalah satu-satunya negara Asia Tenggara yang menjadi anggota G20.
"Waktu dulu belum ada G20. Tapi almarhum ini memang sudah ada ide untuk terus mempererat hubungan Indonesia dan Jerman," ungkap Habibie lagi.
Kohl menjabat antara tahun 1982 hingga 1998 dan dikenal sebagai "kanselir persatuan" karena rencana politiknya yang aktif membawa Jerman barat dan timur bergandeng tangan.
Beliau juga dipuji karena kontribusinya terhadap integrasi Eropa dan mata uang tunggal Eropa dan pasarnya. Dia membujuk warga Jerman untuk menyerahkan mata uang Jerman terdahulu, Mark, yang kuat dan mengadopsi Euro.
"Kohl sangat berjasa untuk Jerman," tegas Habibie lagi.
Habibie, yang memang bersekolah di Jerman sejak 1955–1965, mengaku mempunyai kedekatan tersendiri dengan Jerman. Ia melanjutkan studinya yaitu di teknik penerbangan, spesialis konstruksi pesawat terbang di RWTH Aachen, Jerman Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
