Hingga saat ini, masih ada empat WNI yang disandera kelompok militan di Filipina Selatan. Keempat ABK WNI ini terbagi menjadi dua. Dua ABK diketahui berada di Sulu dan dua lainnya berada di Tawi-Tawi.
"Kami memahami keinginan besar Presiden Duterte untuk memerangi kriminal, dan Indonesia menghargai itu. Masalah penyerangan militan di Filipina, kami percaya pemerintah Filipina punya kebijaksanaan sendiri," ucap Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhamad Iqbal kepada Metrotvnews.com, Senin (16/1/2017).
"Sejak awal, kami sepakat keselamatan sandera merupakan prioritas bersama," lanjutnya lagi.
Terkait empat ABK WNI yang masih disandera hingga saat ini, Iqbal mengaku bahwa mereka dalam kondisi baik.
Baru saja, Duterte memerintahkan pasukannya membombardir kelompok militan yang melarikan diri bersama para sanderanya dalam upaya menghentikan gelombang penculikan di laut.
Duterte menegaskan hilangnya nyawa sandera dalam operasi semacam ini dikategorikan sebagai collateral damage.
"Jika mereka adalah para penculik dan berusaha melarikan diri, bom saja semuanya," ungkap Duterte, seperti dikutip Independent.
Sang presiden menegaskan pendekatan semacam ini memungkinkan pemerintah Filipina mengungguli manuver militan yang sering meminta uang tebusan. "Anda (militan) tidak dapat lagi mengambil keuntungan dari perbuatan Anda, saya akan menghancurkan Anda semua," kata Duterte.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News