Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Foto: AFP)
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Foto: AFP)

Filipina dan Tiongkok Rencanakan Eksplorasi Gabungan di LCS

Arpan Rahman • 09 April 2018 16:15
Manila: Filipina tengah berupaya mencapai kesepakatan dengan Tiongkok dalam beberapa bulan ke depan untuk bersama-sama mengeksplorasi minyak dan gas di Laut China Selatan yang sama-sama diklaim kedua negara. Rencana ini disampaikan seorang pejabat tinggi Filipina, Senin 9 April 2018. 
 
Februari lalu, Filipina dan Tiongkok sepakat membentuk panel khusus untuk mencari cara bersama-sama mengeksplorasi minyak dan gas lepas pantai di kawasan yang diklaim kedua negara. Eksplorasi ini akan dilakukan bersama tanpa perlu menyentuh isu kedaulatan negara.
 
"Kami berupaya melihat apakah kami dapat mencapai kesepakatan, semoga dalam beberapa bulan mendatang," kata Jose Santiago Santa Romana, Duta Besar Filipina untuk Republik Rakyat Tiongkok, seperti disitat Channel News Asia, Senin 9 April 2018. Konferensi pers digelar di provinsi Pulau Hainan di Tiongkok.

Santa Romana menuturkan ada kemauan politik untuk mencapai kesepakatan, namun kedua pihak membutuhkan cukup banyak waktu untuk memastikan tujuan masing-masing dapat tercapai. Ia menyebut tujuan Filipina dalam eksplorasi gabungan ini adalah meningkatkan keamanan sektor energi.
 
Beijing mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, sebuah rute perdagangan utama dengan sejumlah titik yang diyakini memiliki banyak cadangan minyak serta gas alam. Sebagian dari LCS diklaim beberapa negara, antara lain Brunei Darussalam, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam.
 
Sementara itu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte terbang ke Tiongkok untuk menghadiri Forum Boao untuk Asia hari ini. Ia akan bertemu Presiden Tiongkok Xi Jinping pada Selasa besok.
 
Bulan lalu, Filipina mengidentifikasi dua wilayah di LCS di mana eksplorasi gabungan dengan Tiongkok dapat dilakukan. Namun kesepakatan yang mungkin tercapai harus disetujui di level perusahaan, bukan pemerintah Tiongkok.
 
Ide eksplorasi bersama dimulai sejak 1986. Namun perselisihan dan masalah kedaulatan mencegahnya terwujud hingga saat ini.
 
Pada 2016, Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag memutuskan bahwa sebagian wilayah yang diperebutkan menjadi bagian dari Zona Ekonomi Eksklusif 200 mil laut Filipina. Manila memiliki hak kedaulatan atas sumber daya di sana. Tiongkok menolak mengakui putusan tersebut. 
 
Baca: Hasil Arbitrase Laut China Selatan keluar, Tiongkok Meradang
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan