Ledakan yang terjadi di Kashmir menewaskan 41 prajurit India pada Kamis 14 Februari 2019. (Foto: AFP).
Ledakan yang terjadi di Kashmir menewaskan 41 prajurit India pada Kamis 14 Februari 2019. (Foto: AFP).

Tentara India Tembak Mati Dalang Pengeboman di Kashmir

Arpan Rahman • 19 Februari 2019 16:51
Pulwama: Pasukan keamanan India telah menembak mati dalang di balik serangan teror yang menewaskan 44 tentara dan melukai puluhan lainnya.
 
Pasukan tewas setelah seorang pengebom bunuh diri militan menabrakkan kendaraan yang sarat bahan peledak ke konvoi paramiliter di Pulwama, Kashmir, pada Kamis. Ketegangan meningkat menyusul insiden itu, ketika India menyalahkan serangan terhadap Pakistan dan menjanjikan ‘respons yang menghancurkan’.
 
Baca juga: 37 Tentara India Tewas dalam Serangan di Kashmir.

Sementara sembilan orang tewas dalam bentrokan pada Senin ketika tentara India dihujani tembakan saat menggeledah sebuah desa di Pulwama selatan di mana gerilyawan dikabarkan bersembunyi.
 
Di antara mereka yang tewas adalah tiga gerilyawan, termasuk Abdul Rashid Ghazi, yang menggunakan alias Kamran Bhai dan yang diduga memainkan peran utama dalam mengorganisir serangan bunuh diri.
 
Bentrokan itu juga menewaskan empat tentara, seorang pejabat polisi, dan seorang warga sipil. Jaish-e-Mohammad (JEM), kelompok militan yang berbasis di Pakistan, mengaku bertanggung jawab atas pengeboman Kamis. India menuduh Pakistan menyembunyikan kelompok itu, tetapi Pakistan membantahnya.
 
Kashmir terbagi antara India dan Pakistan, tetapi telah lama menjadi wilayah yang disengketakan. Kedua negara mengklaim sepenuhnya, tetapi hanya memerintah sebagian. Menanggapi serangan Kamis, India meningkatkan pemeriksaan untuk semua barang yang datang dari Pakistan hingga 200 persen.
 
Menteri Keuangan Arun Jaitley mengumumkan di Twitter bahwa India telah menanggalkan status Pakistan sebagai ‘negara yang paling disukai’ dan telah menaikkan bea cukai atas barang-barang Pakistan ‘dengan efek langsung’.
 
Pasukan India sudah menutup Desa Pinglan, lokasi serangan Kamis. Pada Minggu, polisi mengatakan pasukan India menahan 23 orang yang dicurigai memiliki hubungan dengan militan yang melakukan pengeboman.
 
Jam malam tanpa batas telah diberlakukan dan polisi meminta orang agar tinggal di dalam rumah. Serangan bom bunuh diri memicu kemarahan di India, seruan balas dendam beredar di media sosial dibarengi meningkatnya rasa permusuhan terhadap Muslim Kashmir di bagian lain negara mayoritas Hindu.
 
Aakar Patel, kepala Amnesty India, memperingatkan: "Kami berada pada saat yang berbahaya, dan pihak berwenang harus melakukan segala yang mereka bisa untuk menegakkan supremasi hukum."
 
"Orang-orang Kashmir biasa di seluruh India yang hanya berupaya meningkatkan kehidupan mereka tidak boleh diincar untuk kekerasan hanya karena dari mana mereka berasal," serunya, seperti disitir dari laman Independent, Selasa 19 Februari 2019.
 
Baca juga: Arab Saudi Berupaya Redakan Ketegangan India-Pakistan.
 
Kemarahan juga telah menyebar ke dua obsesi besar India: kriket dan industri film Bollywood.
 
Beberapa penggemar kriket dan seorang pejabat olahraga sudah meminta India untuk memboikot pertandingan Piala Dunia melawan Pakistan pada Juni, sementara Klub Kriket India telah menyelubungi potret Perdana Menteri Pakistan Imran Khan -- dirinya mantan pemain kriket -- di kantornya di Mumbai.
 
Asosiasi Pekerja Bioskop Seluruh India menyerukan "larangan total" terhadap warga Pakistan yang bekerja di industri film India, meskipun mereka sebagian besar telah masuk daftar hitam dari Bollywood sejak serangan serupa di Kashmir pada 2016 di mana 19 tentara tewas.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan