Baca juga: Kedubes Tiongkok di Jakarta Jelaskan Soal Penahanan Uighur.
“Tiongkok mengambil serangkaian langkah deradikalisasi, khususnya di Xinjiang. Sejumlah penduduk masih kurang menguasai Bahasa Mandarin dan keterampilan kerja sehingga rentan tersusupi terorime dan ekstremisme,” sebut pernyataan dari Kedubes Tiongkok di Jakarta, Kamis 20 Desember 2018.
Berdasarkan situasi ini, pemerintah daerah menyediakan program pelatihan dan pendidikan vokasi gratis kepada sebagian orang yang terdampak oleh pemikiran ekstremisme. Konten pelajarannya adalah bahasa Mandarin, ilmu pengetahuan hukum, keterampilan kerja dan pendidikan deradikalisasi.
“Kursus yang disediakan oleh lembaga pelatihan dan pendidikan vokasi itu termasuk produksi pakaian dan topi, pengolahan makanan, perakitan produk elektronik, tipografi dan pencetakan, e-commerce dan lain-lain,” lanjut pernyataan tersebut.
Para pelajar dapat mengambil satu atau dua kursus sesuai dengan keinginan dan kondisi diri sendiri. Selama masa pelatihan, para pelajar dibayar gaji. Kebiasaan kehidupan normal mereka dihormati dan dilindungi berdasarkan latar belakang etnis dan agamanya.
Baca juga: Indonesia Sampaikan Sikap Terkait Uighur ke Dubes Tiongkok.
Setelah para pelajar lulus, institut ini akan merekomendasikannya kepada perusahaan lokal sesuai dengan keterampilan kerja mereka, supaya para lulusan mendapat pekerjaan dan menjadi kaya.
Praktek ini membuktikan bahwa pelatihan vokasional merupakan tindakan efektif di Xinjiang untuk menghapuskan lingkungan dan tanah terorisme dan ekstremisme, dan juga mencegah kejahatan kekerasan dan teror.
Di Xinjiang saat ini terdapat 10 suku termasuk Uighur yang mayoritasnya Islam, dengan jumlah penduduk sekitar 14 juta. Ada 24 ribu masjid di wilayah Xinjiang, atau sekitar 70 persen dari jumlah total masjid di seluruh Tiongkok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News