Idlib, satu dari sedikit area yang tidak berada di bawah kendali Pemerintah Suriah, seharusnya masuk dalam zona aman yang perjanjiannya telah dimediasi Turki dan Rusia tahun lalu.
Namun serangan udara Suriah dan juga Rusia di wilayah Idlib telah meningkat sejak bulan April. Ratusan warga sipil tewas dalam rangkaian serangan udara, dan dikhawatirkan lebih banyak orang akan mengalami nasib serupa jika situasi seperti ini berlanjut.
Mendukung sebagian grup pemberontak di Suriah, Turki menyiagakan pasukan di Idlib sebagai bagian dari perjanjian zona aman.
Menurut juru bicara grup pemberontak National Liberation Front Naji Mustafa, konvoi Turki yang diserang Suriah sedang menuju salah satu titik observasi.
Seorang koresponden AFP di lokasi mengatakan bahwa konvoi yang diserang meliputi 50 kendaraan lapis baja, dengan lima diantaranya adalah tank.
Namun Suriah mengatakan kedatangan konvoi Turki di Idlib adalah sebuah bentuk agresi. Damaskus menegaskan kehadiran Turki di Idlib tidak akan menghentikan operasi pemerintah dalam "memburu sisa-sisa teroris."
Berdasarkan keterangan grup pemantau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), sebuah pesawat Rusia melancarkan serangan udara dekat konvoi Turki pada Senin 19 Agustus.
Ankara menilai serangan udara tersebut telah melanggar perjanjian zona aman. Sejumlah pihak khawatir insiden tersebut dapat memicu konflik terbuka antara Suriah dan Turki.
Baca: Turki Kembali Jadwalkan Operasi Lintas Perbatasan ke Suriah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News