Sebelumnya, beredar kabar bahwa Raja Bhumibol sudah meninggal, namun hal ini dibantah oleh pihak kerajaan. Tetapi, kondisi Bhumibol memang cukup mengkhawatirkan.
"Tekanan darahnya menurun, denyut nadinya dipercepat dan hatinya tak berfungsi normal. Tes darah juga menunjukkan adanya tanda infeksi," kata kerajaan, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis (13/10/2016).
Bhumibol harus menerima CRRT (terapi penggantian ginjal terus menerus) atau biasa disebut cuci darah. Keasaman dalam darahnya juga meningkat. Diketahui, dokter telah menggunakan antibiotik untuk mengurangi tingkat keasamannya.
Tekanan darah Bhumibol juga dikontrol oleh obat-obatan lain. Bhumibol juga harus menggunakan ventilator terus menerus.
Sementara, rakyat Thailand masih berkumpul di depan rumah sakit Siriraj, tempat Bhumibol dirawat untuk mendoakan raja dengan pemerintahan monarki terlama tersebut.
Raja Bhumibol, 88, adalah monarki terlama di dunia yang dicintai sebagian besar warga Thailand. Dirinya sudah tidak lagi terlihat di hadapan publik selama hampir satu tahun karena sering jatuh sakit.
Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha juga mengatakan bahwa pengganti rajanya, yaitu Putra Mahkota Maha Vajiralongkom sudah kembali ke Thailand dan akan bertemu kepala militer.
Di Bhutan, Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchuk memerintahkan adanya doa khusus di kuil-kuil seluruh Bhutan untuk mendoakan Bhumibol.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id