(Baca: IAF 2018 jadi Saksi Penandatanganan 10 Kesepakatan Bisnis RI-Afrika).
"Afrika akan menjadi prioritas karena merupakan pasar non-tradisional bagi Indonesia," ungkap Enggar di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Selasa 10 April 2018.
Selain itu, kata Enggar, Afrika menjadi penting bagi Indonesia karena ada hubungan emosional erat pada Konferensi Asia Afrika 1955.
"Kita host KAA (Konferensi Asia Afrika), jadi kita harus berkompetisi dengan negara lain, salah satunya Tiongkok," tukasnya.
Enggar mengatakan Tiongkok tidak memiliki minyak kelapa sawit, padahal hal tersebut yang juga sangat dibutuhkan negara-negara di Afrika.
Meski demikian, imbuh Enggar, Afrika tidak begitu mementingkan kualitas dalam sebuah produk. Namun, hal tersebut bisa berubah seiring berjalannya waktu.
"Bagi mereka, harga jauh lebih sensitif," katanya.
Beberapa produk Indonesia yang menjadi unggulan di Afrika adalah Indomie. Produk mie instan ini bahkan 'diklaim' sebagai produk milik Afrika.
Enggar menuturkan, sekitar 14 pabrik Indomie telah dibangun di Nigeria, bahkan akan meluas hingga ke Ethipia dan beberapa negara lainnya. Banyaknya jumlah pabrik tersebut untuk memenuhi konsumsi pasar Afrika yang semakin lama makin luas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News