(Baca: JK: Ini Waktunya Indonesia-Afrika Bersama Selamanya).
"Ada sepuluh kesepakatan bisnis yang ditandatangani, untuk semakin meningkatkan sektor privat, serta perusahaan milik neggara Indonesia dan Afrika,"ucap Direktur Afrika Daniel Simanjuntak, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Selasa 10 April 2018.
Kesepakatan bisnis ini senilai USD586,56 juta atau setara dengan Rp8 triliun.
Adapun kesepakatan bisnis itu antara Indonesia Eximbank dengan The African Export-Import Bank, Indonesia Eximbank dan Standard Chartered Bank, Indonesia Eximbank dan Commerzbank, PT. Dirgantara Indonesia (Persero) dan A.D Trade Belgium, PT. PAL (Persero) dan A.D Trade Belgium, PT. WIKA, Indonesia Eximbank dan Chief of Cabinet Republik Niger, PT. TIMAH Rbk dan Topwide Ventures Ltd, PT. Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex Group) dan Amirco Commercial Services (Global Textile), GMF AeroAsia, Max Air dan Etjiopian Airilines, serta PT. Perusahaan Perniagaan Internasional dan Madaranch Madagaskar.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan Afrika telah menjadi benua kedua dengan pertumbuhan ekonomi tercepat, yaitu mencapai 3,5 persen dari pertumbuhan ekonomi dunia. Karenanya, dia menuturkan, Afrika merupakan potensial besar dengan sumber daya natural yang melimpah.
(Baca: 46 Negara Afrika Dipastikan Hadir di IAF 2018).
Dia ingin agar pebisnis Indonesia dan Afrika saling bekerja sama dan saling mengisi untuk perkembangan ekonomi kedua wilayah. Maka dari itu, dalam pembukaan IAF ditandatangani juga 10 kesepakatan bisnis antara sektor privat Indonesia dengan mitranya di Afrika.
IAF sendiri pertama kali dilakukan di Indonesia tahun ini. Acara ini bertujuan untuk mempererat hubungan kerja sama, khususnya ekonomi di kedua wilayah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News