"Indonesia menyatakan belasungkawa dan simpati terdalam kepada para korban dan keluarga mereka serta kepada Pemerintah Filipina," sebut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri RI, Senin 28 Januari 2019.
Serangan dua bom diarahkan pada saat kebaktian sebuah gereja katolik di Jolo pada Minggu 27 Januari 2019. Selain menewaskan 20 orang, serangan ini juga melukai 81 warga lainnya.
Kelompok militan Islamic State (ISIS) mengklaim bertanggungjawab atas ledakan ini. Pulau Jolo memang telah lama menjadi markas gerilyawan Abu Sayyaf.
Baca: ISIS Klaim Berada di Balik Ledakan Gereja Filipina
Kelompok ini masuk dalam daftar hitam oleh Amerika Serikat (AS) dan Filipina sebagai organisasi teroris. Abu Sayyaf melakukan serangkaian pengeboman, penculikan, dan pemenggalan.
KJRI Davao terus mengikuti perkembangan serta berkoordinasi dengan otoritas keamanan dan rumah sakit setempat.
"Sejauh ini belum ada informasi korban WNI yang terluka atau tewas dalam insiden tersebut," lanjut pernyataan itu.
Bagi para WNI yang membutuhkan bantuan konsuler dapat menghubungi Hotline Konsulat Jenderal di: +639662455472 atau +639977307179
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News