Warga sipil di Suriah, terutama di Aleppo bagian timur, menjadi pihak yang paling menderita dalam konflik ini, dan Rusia mengklaim telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan mereka semua.
"Kami telah mengambil segala langkah yang diperlukan untuk membantu warga sipil. Kami telah membuka beberapa koridor kemanusiaan di Aleppo, menyalurkan bantuan, dan menyediakan jasa medis," ungkap Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin dalam konferensi pers di kediamannya di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2016).
Tidak hanya untuk warga sipil, Rusia juga mengklaim membuka koridor kemanusiaan itu untuk pemberontak yang masih tersisa di Aleppo timur. "Kami bahkan menyediakan bus untuk warga sipil dan militan untuk pergi," kata Dubes Galuzin.
Baca: Pasukan Suriah Minta Sisa Pemberontak Tinggalkan Aleppo
Sepanjang keterlibatannya di Suriah, Rusia dituding telah melakukan sejumlah pelanggaran, seperti melancarkan serangan udara yang menewaskan warga sipil serta menghancurkan beberapa fasilitas penting.
Dubes Galuzin membantah segala tudingan itu. Menurutnya, Rusia sudah sangat berhati-hati dalam menetapkan dan menyerang target di Suriah, termasuk di Aleppo. Moskow sekali lagi menegaskan hanya menyerang pemberontak, bukan warga sipil.
"Segala tuduhan mengenai Rusia yang mengebom rumah sakit dan lain-lain itu adalah kebohongan tak berdasar," tegas Dubes Galuzin, yang menilai Amerika Serikat (AS) sebagai negara yang seharusnya disalahkan karena menerapkan standar ganda dalam menyikapi beragam konflik dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News