medcom.id, Kabul: Kekerasan meletus di Kabul, setelah ratusan pemrotes berkumpul di dekat lokasi serangan bom mobil, pekan ini. Mereka menyerukan tuntutan pengunduran diri pemerintahan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Insiden bom, pada Rabu 31 Mei, setidaknya menewaskan 90 orang dan ratusan lainnya cedera saat sebuah tanker limbah yang dilengkapi bahan peledak tiba-tiba meledak di dekat pintu masuk kawasan Zona Hijau yang aman di Kabul. Ledakan itu menjadi serangan paling mematikan yang pernah terjadi di kota tersebut sejak tahun 2001.
Pada Jumat 2 Juni, pasukan keamanan Afghanistan menembak ke udara guna menahan para demonstran saat mereka mendekati Istana Kepresidenan, dengan hujan lemparan batu. Polisi menggunakan selang air untuk membubarkan massa.
Menurut demonstran, seseorang terbunuh dan beberapa lainnya cedera setelah polisi melepaskan senjata mereka. Para pemrotes menuduh presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan kepala eksekutifnya Abdullah Abdullah bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Sebagian pendemo menuntut agar pemerintah mengeksekusi tahanan dari jaringan Haqqani yang berafiliasi dengan Taliban, yang oleh pejabat intelijen disalahkan atas pengeboman tersebut. Pengunjuk rasa memasang sebuah tenda dan mengatakan mereka akan memblokir jalan raya utama sampai tuntutan mereka terpenuhi.
Satu tanda menunjukkan gambar anak-anak yang bernoda darah dan terbaca "Ghani! Abdullah! Undurkan diri! Mundurlah!" sebagaimana Reuters melaporkan, yang dikutip CBS News, Jumat 2 Juni 2017.
Beberapa pemrotes meneriakkan, "Matilah Amerika, Pakistan, Ghani, Abdullah."
Meskipun jumlahnya relatif moderat, demonstrasi tersebut menyoroti kemarahan publik yang berkembang terhadap pemerintah karena gagal memastikan keamanan publik hampir tiga tahun setelah sebagian besar tentara internasional meninggalkan negara tersebut.
"Sudah cukup," kata demonstran Niloofar Nilgoon kepada Reuters. "Setiap hari tentara muda dan polisi kita sekarat dan Anda masih mencoba untuk mengangkangi kekuasaan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News