Agen mata-mata juga mengatakan, ada juga orang-orang yang dulunya berpartisipasi dalam jihad di negara-negara seperti Bosnia.
Kepala SIS Richard Woods mengatakan, Selandia Baru harus waspada terhadap serangan balasan dari mereka. Dia menambahkan pengeboman di London tahun lalu oleh warga Inggris, menunjukkan bahwa ancaman itu ada di negara-negara lain.
"Sementara aksi teroris sebelumnya dilakukan oleh Al Qaeda. Namun sekarang, aksi teror mereka menjadi lebih inspirasional daripada manajerial. Kelompok-kelompok lokal saat ini memang masih bertindak independen, tetapi hasilnya sudah menghancurkan," jelasnya, dilansir dari laman New Zealand Herald, Minggu 17 Maret 2019.
Baca: Korban Tewas Penembakan Selandia Baru jadi 50 Orang
Woods menambahkan, peningkatan kewaspadaan diperlukan untuk memastikan Selandia Baru bukan korban atau sumber aksi terorisme. Menurut dia, dukungan dan informasi dari masyarakat sangat penting.
"Tapi tidak ada yang bisa menjamin bahwa tujuan mencegah terorisme akan selalu tercapai," imbuhnya.
Pernyataan Woods memperingatkan bahwa 'pendekatan inspirasional' baru Al Qaeda bisa sangat mengancam dan dapat datang dari individu yang sudah tinggal di Selandia Baru.
"Dari kejadian yang sudah ada menunjukkan bahwa ancaman teroris di negara mana pun dapat berkembang dengan cepat," katanya.
Baca: Seorang WNI Tewas dalam Penembakan di Selandia Baru
Laporan mencatat bahwa sebagian besar Muslim di Selandia Baru merupakan anggota masyarakat yang taat hukum dan tidak memiliki masalah keamanan.
Serangan teroris di Selandia Baru dilakukan kelompok ekstremis sayap kanan, supremasi kulit putih. Pelaku diketahui bernama Brenton Tarrant asal Australia.
Penembakan di dua masjid Selandia Baru, Al Noor dan Linwood menewaskan 50 orang. Sementara itu, jumlah korban luka juga mencapai 50 orang, namun yang saat ini menjalani perawatan berjumlah 36. Korban luka termasuk seorang bocah lelaki berusia dua tahun dan perempuan berusia empat tahun yang tengah dalam kondisi kritis.
Serangan di masjid Al Noor dan Linwood Christchurch telah mengguncang Negeri Kiwi yang biasanya damai. Seorang imam masjid Linwood mengatakan komunitas Muslim tidak terguncang pembantaian tersebut.
"Itu adalah hari yang buruk, bukan hanya kita namun untuk seluruh Selandia Baru. Tapi kami masih mencintai negara ini," pungkas Ibrahim Abdulhalim.
Baca: Imam Masjid Selandia Baru: Kami Tetap Mencintai Negara Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News