Empat ABK WNI bersama Menlu Retno Marsudi di Kemenlu, Jakarta, 31 Oktober 2016. (Foto: MTVN/Sonya Michaella)
Empat ABK WNI bersama Menlu Retno Marsudi di Kemenlu, Jakarta, 31 Oktober 2016. (Foto: MTVN/Sonya Michaella)

Ucapan Terima Kasih Keluarga Eks Sandera kepada Pemerintah RI

Sonya Michaella • 31 Oktober 2016 17:46
medcom.id, Jakarta: Dalam kasus penyanderaan WNI di Somalia, pihak keluarga sandera mengaku baru menerima kabar pada 2013. Padahal, kejadian penyanderaan tersebut terjadi pada Maret 2012.
 
"Kami saling berkomunikasi antara keluarga dan keluarga. Informasi yang kami terima sangat sedikit sehingga kami tidak tahu harus ke mana," ucap Sammy Pesireron, salah satu perwakilan keluarga di hadapan para awak media di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (31/10/2016).
 
Sammy juga mengaku bahwa pihak agen yang menyalurkan anggota keluarganya menjadi ABK tak pernah memberitahu tentang kejadian penyanderaan tersebut.

"Dari 2013, yang bisa kami lakukan hanya berdoa dan berharap anggota keluarga kami dalam keadaan baik-baik saja, sampai pada 2015, pihak Kemenlu mendatangi kami," tuturnya.
 
Pihak Kemenlu datang ke Ambon, Medan dan Cirebon, asal para korban sandera, untuk menginfokan di mana para ABK WNI ini berada beserta keadaannya.
 
"Kami sangat bersyukur sekali. Dari 2013 sampai 2015 kami tidak punya info apa-apa. Pihak Kemenlu selalu menginfokan kepada kami melalui foto atau video amatir," lanjut Sammy lagi.
 

 
Sammy berterima kasih pula kepada Presiden RI, Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi atas upaya pemerintah untuk membebaskan para WNI dari jeratan penyandera Somalia.
 
"Proses pembebasan ini bukanlah proses yang mudah. Saya tahu bagaimana pemerintah Somalia yang tidak jelas. Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah Indonesia," pungkasnya.
 
Empat ABK WNI disandera di perairan Seychelles pada Maret 2012. Selama setahun setengah lamanya, mereka disekap di atas kapal. Baru tiga tahun berikutnya mereka dibawa ke daratan.
 
Selama disekap, mereka pun diperlakukan dengan tidak berperikemanusiaan. Misalnya saja, mereka diberi minum air kotor dan makanan basi.
 
Malangnya, salah satu WNI bernama Nasirin meninggal dunia saat disandera akibat sakit. Diketahui ciri-ciri awal penyakitnya seperti demam berdarah.
 
Dua orang perwakilan dari ABK WNI pun berkunjung ke rumah almarhum Nasirin di Cirebon untuk memberikan barang-barang Nasirin selama di kapal dengan difasilitasi oleh Kemenlu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan