Steering Committee (SC) GSF telah beberapa kali menunda pelayaran mulai dari tanggal 4, 7, dan 10 September 2025. Bahkan pada 10 September lalu, seluruh relawan dari berbagai negara telah berkumpul di Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia.
Para relawan dilepas oleh ratusan ribu warga Tunis yang memadati area seputar pelabuhan. Tak hanya delegasi Indonesia, delegasi dari sejumlah negara lain juga undur diri dari pelayaran tahun ini. Selanjutnya, armada GSF berencana akan berlayar dari Tunisia pada 14 September 2025.
Ketua IGPC, Muhammad Husein, mengatakan setelah 12 hari menanti dalam ketidakpastian karena permasalahan teknis dan non teknis, delegasi Indonesia menarik diri dari misi GSF tahun ini.
"Setelah kami melihat kondisi kapal, ternyata banyak kapal dalam kondisi tidak siap untuk berlayar jarak jauh. Banyak kapal dari Barcelona yang mengalami kerusakan begitu tiba di Tunis dan harus diperbaiki," tutur Husein, Jumat (12/9/2025).
Perbaikan kapal ini, kata Husein, tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, yang tentu saja akan mengurangi jumlah kapal yang siap berlayar ke Gaza. Sementara jumlah relawan yang akan berlayar melebihi kapasitas kapal yang ada. Untuk itu, ada pengurangan jumlah relawan secara besar-besaran.
"Indonesia sebagai negara yang telah memberikan kontribusi sejak awal, baik berupa lima kapal dan akomodasi terhadap para relawan internasional, dan mengirimkan 30 relawan terbaik untuk mengikuti misi ini, maka kami memutuskan memberikan 30 kuota ini kepada delegasi yang lebih urgen," jelas Husein.
Husein kembali menegaskan bahwa Indonesia telah berkontribusi sejak awal dan kapal-kapal Indonesia akan terus berlanjut dalam misi ini. Para relawan dari negara-negara Eropa dan negara lainnya akan berlayar bersama kapal-kapal Indonesia.
"Teman-teman SC menyambut baik langkah IGPC yang menyerahkan kuota kepada mereka yang lebih membutuhkan. Mereka memuji dan mengapresiasi langkah Indonesia yang dianggap memahami urgensi dari misi ini," kata Husein.
Baca juga: Kapal GSF Diserang Drone di Pelabuhan Tunisia, WNI Dinyatakan Aman |
Husein menambahkan, SC GSF sangat berterima kasih kepada delegasi yang tidak hanya membantu misi ini secara finansial, tapi juga memberikan kursinya kepada delegasi lain yang lebih membutuhkan.
"Kami kami memutuskan untuk meninggalkan Tunisia. Namun, perjuangan kita tidak berakhir. Kita akan kembali ke Indonesia dengan membawa pengalaman yang sangat berharga ini," kata Husein.
Sementara itu, kapal-kapal yang sudah dibeli dengan dana umat akan tetap berlayar dan digunakan oleh para aktivis GSF. Terkait dengan pelepasan pada tanggal 14 September, IGPC akan terlibat di dalamnya. Namun, jika sampai hari-H armada belum juga berangkat, maka delegasi Indonesia akan bertolak ke tanah air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News