Ribuan demonstran turun ke jalanan Hong Kong dalam memprotes RUU ekstradisi. (Foto: AFP/Dale De La Rey)
Ribuan demonstran turun ke jalanan Hong Kong dalam memprotes RUU ekstradisi. (Foto: AFP/Dale De La Rey)

Pemerintah Hong Kong Tunda Pengesahan RUU Ekstradisi

Willy Haryono • 15 Juni 2019 16:07
Hong Kong: Pemerintah Hong Kong menunda proses pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) kontroversial yang mengatur mengenai ekstradisi seseorang ke Tiongkok. Pengumuman disampaikan langsung pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, Sabtu 15 Juni 2019.
 
Sebelumnya, Lam telah berkukuh tidak akan mencabut RUU tersebut meski berada di bawah tekanan unjuk rasa berskala masif di Hong Kong.
 
"Saya menyesalkan bahwa berbagai kekurangan dalam kinerja kami telah memicu kontroversi secara substansial," ujar Lam, dikutip dari laman BBC. Ia mengaku telah mendengarkan suara demonstran, yang salah satunya menyerukan pemerintah untuk "menunda dan berpikir" lebih jauh.

Lam juga mengakui bahwa "penjelasan dan sosialisasi" mengenai RUU kontroversial ini belum cukup memadai di tengah masyarakat.
 
Demonstran menolak RUU ekstradisi karena dinilai akan membuat Hong Kong seperti negara-negara lain di Tiongkok. Mereka ingin RUU dicabut agar Hong Kong tetap menjadi entitas yang bebas dari pengaruh Tiongkok.
 
Menurut Lam, dirinya mendorong RUU ekstradisi semata demi "kepentingan yang lebih besar" untuk Hong Kong. Beberapa hari lalu Lam menegaskan RUU ekstradisi ini dirancang agar Hong Kong tidak menjadi tempat persembunyian bagi para buronan kasus kriminal.
 
Setelah mengumumkan penundaan, Lam mengatakan belum ada tanggal pasti kapan RUU ekstradisi itu akan kembali diproses.
 
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt telah berbicara dengan Lam pada Kamis kemarin. Hunt menyerukan Hong Kong untuk berdialog dengan para pengunjuk rasa. Hong Kong diserahkan kepada Tiongkok dari masa kepemimpinan kolonial Inggris pada 1997. 
 
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku yakin Hong Kong dan Tiongkok dapat menyelesaikan masalah RUU ekstradisi tersebut.
 
Baca: Pemimpin Hong Kong di Bawah Tekanan

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan