medcom.id, Sydney: Pemerintah Malaysia akhirnya memberikan akses konsuler kepada KBRI Kuala Lumpur untuk menemui Siti Aisyah (SA). Konfirmasi ini disampaikan Menlu Malaysia kepada Menlu Retno L.P Marsudi.
"Konfirmasi tersebut disampaikan langsung oleh Menlu Malaysia kepada Menlu RI melalui sambungan telepon pada Jumat malam 24 Februari waktu Sidney," keterangan tertulis Kemenlu RI, yang diterima Metrotvnews.com, Jumat 24 Februari 2017.
Sebagaimana diketahui, hingga Kamis malam 23 Februari, Menlu Retno masih melakukan komunikasi dengan Malaysia, guna memintakan akses kekonsuleran tersebut. Akses akan diberikan pada 25 Februari pukul 10.00 sampai dengan pukul 15.00 waktu setempat.
Terkait dengan hal tersebut, Menlu telah menugaskan KBRI untuk menggunakan akses kekonsuleran tersebut sebaik mungkin. Direncanakan Tim Perlindungan WNI KBRI bersama pengacara akan segera berkunjung ke Kepolisian Cyberjaya 25 Februari pada waktu yang telah disepakati.
Akses kekonsuleran tersebut akan dimanfaatkan untuk melakukan verifikasi secara fisik status kewarganegaraan SA, memastikan kondisinya dan mendapatkan informasi awal dari SA dalam rangka pendampingan hukum lebih lanjut.
Sebelumnya, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Zahrain Mohamed Hashim membenarkan bahwa akses konsuler sudah diberikan. Dubes Zahrain menyebutkan bahwa pihak Malaysia sudah memberikan nota diplomatik kepada KBRI mengenai akses konsuler tersebut.
Ketika ditanya mengapa butuh waktu lama Pemerintah Malaysia memberikan akses konsuler, Dubes Zahrain mengatakan karena proses investigasi masih berlangsung. Polisi Malaysia dinilai berhak untuk melarang siapa pun bertemu dengan SA, karena dianggap bisa mengganggu jalannya penyelidikan.
SA merupakan satu dari tiga orang yang ditahan Polisi Diraja Malaysia dalam penyidikan kasus pembunuhan Kim Jong-nam. Jong-nam diduga diracun di Bandara Kuala Lumpur, Senin 13 Februari 2017.
Pihak keamanan Malaysia menahan Siti Aisyah, seorang pria warga Malaysia, dan seorang perempuan berpaspor Vietnam. Mereka ditangkap saat berupaya keluar dari Malaysia dari Bandar Udara Kuala Lumpur, Rabu 15 Februari 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News