medcom.id, Padang: Presiden Joko Widodo mengutuk pengeboman yang terjadi di Madinah, Arab Saudi. Lima orang tewas dalam pengeboman itu.
"Kita melihat bom ini hampir terjadi di semua negara, di Turki, kemudian di Bangladesh. Kemudian di Baghdad di Irak, kemudian terakhir di Saudi Arabia, di Masjid Nabawi," ujar Presiden Joko Widodo, dalam keterangannya di Padang, Sumatera Barat, Selasa (5/7/2016).
"Aksi kekerasan atas nama apapun tidak bisa dibenarkan dan harus kita kutuk. Tidak ada toleransi terhadap hal-hal seperti itu, apalagi ini di Masjid Nabawi," tegas Presiden.
"Atas nama rakyat Indonesia, saya menyampaikan rasa duka yang sangat mendalam bagi para korban, keluarga dan pemerintahan Saudi Arabia," ucap Presiden.
Ledakan yang melanda di dekat kompleks Masjid Nabawi, Madinah mengejutkan banyak pihak. Lima orang dilaporkan tewas dalam pengeboman bunuh diri itu.

Ledakan di Madinah, Arab Saudi (Foto: EPA)

Ledakan di Madinah, Arab Saudi (Foto: EPA)
Bom yang terjadi di Madinah mengikuti rangkaian ledakan yang terjadi sebelumnya. Pada Senin, 4 Juli 2016 telah terjadi tiga serangan bom bunuh diri di tiga kota berbeda di Arab Saudi, pertama di Jeddah pada pukul 03:40 sore waktu setempat, Al Qotif pada pukul 19:05 dan Madinah Al Munawarah pada pukul 20:10.
Berdasarkan informasi dari media dan Kemdagri Saudi, pelaku tewas dan dua petugas keamanan Konsulat AS terluka dan telah dirawat di Rumah Sakit King Faisal Jeddah. Pelaku diketahui seorang ekspatriat asal Inggris.
.jpg)
Asap hitam terlihat dari lokasi ledakan di Madinah, Arab Saudi (Foto: Reuters)
.jpg)
Asap hitam terlihat dari lokasi ledakan di Madinah, Arab Saudi (Foto: Reuters)
Namun perwakilan Republik Indonesia di Arab Saudi memastikan tidak ada laporan WNI jadi korban serangan ini. (Baca: Perwakilan RI Tidak Terima Laporan WNI jadi Korban Ledakan Madinah https://www.medcom.id/internasional/dunia/wkB8dRlN-perwakilan-ri-tidak-terima-laporan-wni-jadi-korban-ledakan-madinah) .
Aparat keamanan saudi masih melakukan investigasi kasus. Disebutkan media setempat bahwa bom bunuh diri karena adanya perbedaan aliran syiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News