Baca juga: Keluarga Polisi Hong Kong Diintimidasi Pedemo.
Pada unjuk rasa akhir pekan kemarin, diperkirakan 1,7 juta orang memenuhi wilayah Victoria Park. Banyaknya para pedemo menunjukkan masih kuatnya dukungan terhadap aksi protes pro-demokrasi.
Demonstrasi ini telah berlangsung selama 11 minggu guna menentang rancangan undang-undang (RUU) yang menyatakan akan pelaku kejahatan Hong Kong diekstradisi ke Tiongkok untuk diadili di pengadilan. Sejak itu, mereka menyeru warga untuk meminta demokrasi.
Hong Kong dikembalikan dari Inggris ke Pemerintah Tiongkok di 1997 di bawah kesepakatan ‘Satu negara, dua sistem’. Sistem itu menjanjikan kebebasan mutlak yang tidak diterima oleh penduduk Tiongkok daratan. Namun, sejumlah masyarakat di sana berpendapat bahwa Beijing yang memupuskan kebebasan tersebut.
Aksi ini menjadi tantangan terbesar bagi Presiden Tiongkok Xi Jinping semenjak ia menjabat di 2012. Aksi berikutnya direncanakan dalam waktu dekat ini, termasuk serangan di sektor-sektor sekitar kota.
“Saat demonstrasi Minggu sebagian besar berlangsung damai, masih ada tindakan merusak fasilitas publik. Beberapa pedemo juga mengarahkan sinar laser ke arah petugas polisi,” pernyataan pihak kepolisian, seperti dikutip AFP, Senin, 19 Agustus 2019.
Baca juga: Trump Peringatkan Tiongkok Tidak Gunakan 'Gaya Tiananmen’.
Dari Victoria Park, massa pun beralih menuju pusat keuangan kota untuk mendesak pemimpin yang didukung Beijing -- Carrie Lam untuk mundur dari jabatan.
Sementara itu, polisi Hong Kong mendapat kecaman karena menggunakan taktik agresif dalam membubarkan demonstrasi. Diperkirakan sekitar 700 warga telah ditahan sejak demo yang berlangsung Juni lalu.
Penulis: Rifqi Akbar
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News