Namun, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin mengaku belum mengetahui selentingan kabar tersebut.
"Saya belum dengar. Tapi kami (Pemerintah Rusia) tidak memiliki hak dan campur tangan atas Snowden. Ia datang ke Rusia sebagai individu," kata Dubes Galuzin di Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Senin 27 Februari 2017.
"Saya rasa Pemerintah Rusia tidak perlu menanggapi terkait hal itu," tegasnya lagi.
Snowden adalah mantan kontraktor Agensi Keamanan Nasional AS (NSA) yang membocorkan ribuan dokumen rahasia Negeri Paman Sam pada 2013. Snowden menyebut AS menerapkan operasi pengintaian besar-besaran sejak terjadinya serangan teroris pada 11 September 2011.

Edward Snowden. (Foto: AFP)
Namun berdasarkan kesimpulan dari laporan yang disusun Komite Intelijen AS selama dua tahun, disebutkan bahwa Snowden adalah karyawan "bermasalah yang sering terlibat konflik dan sempat ditegur manajernya, dua pekan sebelum dirinya membocorkan banyak dokumen rahasia.
Laporan juga menuliskan bahwa Snowden tidak seharusnya disebut sebagai whistleblower yang dilindungi di bawah hukum AS.
Baca: Rusia Pertimbangkan Kembalikan Snowden ke AS?
Pria 33 tahun itu juga disebut "telah merekayasa evaluasi performanya dan mendapatkan posisi baru di NSA dengan melebih-lebihkan rekam jejaknya dan mencuri kunci jawaban tes kepegawaian," lanjut laporan tersebut, seperti dikutip AFP.
Saat AS masih dipimpin Barack Obama, masyarakat AS meminta agar Obama memaafkan Snowden. Namun, juru bicara Gedung Putih saat itu, Josh Earnest, mengatakan Snowden terancam hukuman 30 tahun penjara atas kasus espionase dan pencurian data negara.
"Tindakannya membahayakan warga dan keamanan nasional AS. Itulah mengapa kebijakan pemerintahan Obama menegaskan bahwa Snowden harus pulang ke AS dan menghadapi tuntutan hukum yang sangat serius," tegas Earnest.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News