Laporan ini mengutip seorang pegawai pemerintah AS tak bernama yang telah menganalisa laporan intelijen terkait rencana Rusia untuk mendekatkan diri dengan pemerintahan baru.
Selama kampanyenya, Trump memang menyebut Snowden sebagai seorang "pengkhianat" dan mengklaim bahwa dia harus dieksekusi karena telah berkhianat terhadap negara jika dia kembali ke AS, lapor The Verge.
Saat ini, masih belum diketahui apakah rencana Rusia ini bukan sekadar diskusi. Snowden telah tinggal di Rusia sejak bulan Juni 2013. Dia terbang ke Moscow dari Hong Kong satu bulan setelah media-media besar dunia merilis berita tentang fakta bahwa pemerintah AS memata-matai masyarakatnya.
Rusia memberikan suaka pada Snowden selama 1 tahun dan memperpanjangnya selama 3 tahun. Sekarang, Snowden sedang mencari suaka di negara lain. Namun, dia tidak bisa pergi ke negara yang memiliki perjanjian ekstradisi dengan AS.
Kepada NBC News, pengacara ACLU Ben Wizner berkata, "Tim Snowden tidak mendapatkan tanda-tanda itu dan tidak punya alasan untuk khawatir." Sementara juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut kemungkinan Rusia mengembalikan Snowden ke AS sebagai langkah yang konyol.
Meskipun begitu, Departemen Kehakiman mengonfirmasi pada NBC News bahwa mereka akan menuntut Snowden dengan tuntutan yang pertama kali dikeluarkan pada 2013 jika dia kembali ke AS. Tuntutan tersebut antara lain pencurian dokumen negara dan 2 pelanggaran Hukum Espionase 1917. Snowden dapat menghadapi hukuman penjara selama setidaknya 30 tahun jika dinyatakan bersalah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
