"Dengan Daw Aung San Suu Kyi, Indonesia menyampaikan usulan formula 4+1 dalam mengatasi situasi di Rakhine. Empat pertama mengenai perdamaian dan keamanan, kedua perlindungan maksimum, menahan diri dan tanpa kekerasan, ketiga perlindungan tanpa memandang etnis dan agama, serta akses penyaluran bantuan kemanusiaan," ujar Menlu Retno dalam wawancara khusus dalam program Metro Hari Ini lewat sambungan telepon, Senin 4 September 2017.
Retno menambahkan selain empat usulan tersebut, satu lainnya adalah implementasi laporan Kofi Annan, Ketua Komisi Penasihat Negara Bagian Rakhine yang ditunjuk Pemerintah Myanmar sendiri. Menurut Retno, Suu Kyi menanggapi positif usulan dengan formula 4+1 yang disampaikan Indonesia.
Sementara itu, Retno mengakui dia dan Suu Kyi membicarakan hal yang lebih detil mengenai akses bantuan kemanusiaan ke Negara Bagian Rakhine.
Baca: Menlu RI dan Panglima Myanmar Tukar Pandangan soal Rakhine
"Kita melakukan silang pendapat mengenai penyaluran bantuan kemanusiaan, dan dari diskusi itu, disepakati bantuan kemanusiaan penyalurannya tentu dipimpin pemerintah Myanmar, tetapi melibatkan Palang Merah Internasional dan beberapa negara, termasuk di antaranya Indonesia dan juga ASEAN," lanjut dia.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu menuturkan pertemuan kali ini merupakan capaian luar biasa mengenai diplomasi Indonesia di Myanmar, khususnya di Rakhine.
Retno menambahkan, untuk usulan pentingnya implementasi rekomendasi Kofi Annan, Suu Kyi berencana akan membentu komisi khusus untuk membuatnya menjadi nyata.
Selain dengan Suu Kyi, Menlu Retno juga melakukan pertemuan dengan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar dan tiga menteri yang memegang tiga posisi strategis, yaitu Menteri Sekretaris Negara, Penasihat Keamanan dan Menteri Muda Urusan Luar Negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News